PERSPEKTIF SPATIAL DALAM KAJIAN GEOGRAFI MANUSIA

Oleh Hastuti, Jurdik Geografi, Fise Uny
2009 unpublished
Abstrak Knox, P L dan Marston SA (2004) serta de Blij dan Murphy (2003) mengemukakan pentingnya perspektif keruangan merupakan ranah epistemologi keilmuan / pendekatan untuk membedah fenomena muka bumi. Objek studi geografi meliputi fenomena muka bumi, adanya relasi timbal balik, interaksi, dan interdependensi antar fenomena (Harvey, D, 1986). Geografi meliputi geografi fisik yang mempelajari faktor fisik di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia dan geografi manusia mengkaji
more » ... aku dan aktifitas manusia (Viles,H dalam Castree, N; Rogers,A; dan Sherman, D, 2005). (Hagget, P, 1984) menjelaskan mengenai objek formal geografi yang menekankan pendekatan dan prinsip keruangan sebagai inti dalam analisis geografi meliputi pola dari sebaran gejala tertentu di permukaan bumi (Spatial Pattern), keterkaitan atau hubungan sesama antar gejala (Spatial System), dan perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala (Spatial Procces). de Blij dan Murphy (2003), awalnya menyebutkan kerangka kerja geografi adalah lima tema yakni location, interaction human and the enviroment, regions, place, and movement. Pada saat ini tema geografi yang tidak kalah penting dari kelima tema yang telah disebutkan adalah landscape (de Blij dan Murphy, 2003). Knox dan Marston (2004) menjelaskan analisis keruangan dengan memperhatikan lima konsep yakni lokasi, jarak, ruang, aksesibilitas, dan keruangan. Kata Kunci: spatial, geografi, manusia Pendahuluan Tulisan ini diilhami dari pemikiran Knox, P L dan Marston SA (2004) serta de Blij dan Murphy (2003) yang mengemukakan pentingnya perspektif keruangan dalam geografi. Perspektif keruangan merupakan salah satu pendekatan geografi untuk membedah fenomena muka bumi sebenarnya merupakan ranah epistemologi keilmuan. Epistemologi sebagai cabang filsafat yang sederhana dalam rangka membangun teori dalam satu cabang keilmuan. Membangun teori diperlukan kriteria kebenaran yang utuh terpadu dan benar apabila diuji secara fungsional dalam ruang dan waktu serta memiliki koherensi, korespondensi, dan pragmatisme (Suriasumantri, 1990). Ontologi
fatcat:v5kv55b7fbc7jnthvebilaptq4