Konsep Makkiyah dan Madaniyyah Dalam Al-Qur'an (Sebuah Analisis Historis-Filosofis)

M Bekti, Khudari Lantong
2000 unpublished
This article would try to elaborate an important concept in the Qur'an which deal with the process of revelation. Major of ulama devided the process of revelation into two periods, namely Makkah period (before hijrah) and Madinah period (after hijrah). According to Abdullahi Ahmed An-Na'im and his teacher, Mahmoud Mohamed Taha, this two periods of revelation contains different doctrines and teachings. Makkah period (Makkiyah) expressed a universal-democratic-egalitarianism doctrines of Islam.
more » ... ereas, Madinah period (Madaniyyah), is considered to be sectarian and discriminative. In this period, the prophet and his adherents created a city-state with a multi-religious and multi-cultural community. Therefore, they need a concrete and strict rules and regulations to manage the new state and new community. An-Na'im stated that most of the verses in the Qur'an which deal with law and regulations revealed through this period, including the relation between muslim and non-muslim community. A. Pendahuluan Al-Qur'an bagi kaum muslimin adalah "verbum dei" (Kalam Allah) yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw. melalui perantaraan Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Kitab suci ini memiliki kekuatan luar biasa yang berada diluar kemampuan apapun : "Seandainya kami turunkan al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, maka kamu akan melihatnya tunduk terpecah-pecah karena gentar kepada Allah" (QS. al-Hasyr[59]:21). Kandungan pesan Ilahi yang disampaikan Nabi Saw. pada permulaan abad ke-7 M. itu telah meletakkan basis untuk kehidupan individual dan sosial kaum muslimin dalam segala aspeknya. Bahkan masyarakat muslim mengawali eksistensinya dan memperoleh kekuatan hidup dengan merespon dakwah al-Qur'an. Itulah sebabnya al-Qur'an berada tepat di jantung kepercayaan muslim dan berbagai pengalaman keagamaanya. Tanpa pemahaman yang semestinya terhadap al-Qur'an, kehidupan pemikiran dan kebudayaan kaum muslimin tentunya akan sulit dipahami. 1 Dalam hal ini, kiranya kita perlu memahami lebih jauh aspek kesejarahan al-Qur'an, karena bagaimanapun al-Qur'an diturunkan dalam perspektif realitas masyarakat Arab waktu itu. Meminjam istilah Prof. Amin Abdullah bahwa teks al-Qur'an tidak bisa dilepaskan dari konteks masyarakat-ruang dan waktu-di mana al-Qur'an itu turun. Inilah yang akan dibahas secara ringkas dalam tulisan ini.
fatcat:4jtq6agxczdwzfpkxpsmphhjnm