PENGARUH MEDIA GRAFIS GAMBAR SITUS PRASEJARAH TANJUNG SIRIH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU (SEJARAH) KELAS VII Di SMP NEGERI 48 PALEMBANG
Robi Suwandi
2018
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
The influence of the graphic media of pre-historic Tanjung Sirih sites on the results of the 7th grade (history) integrated social studies learning at 48 N SMP Palembang. The formulation of the problem in this study is Is there any influence of graphic media on student learning outcomes in Integrated Social Studies (History) with learning materials at the Tanjung Sirih Class VII site at 48 Palembang State Junior High School. Moreover, the purpose of this research is to find out whether there is
more »
... an influence of the graphic image of Tanjung Sirih Site on student learning outcomes in Integrated Social Studies (History) in Class VII 48 Palembang State Middle School. The method used is the quantitative descriptive method using data collection techniques through observation, test questions, documentation. The results of the graphics research on the prehistoric site image of Tanjung Sirih are a method of teaching Integrated Social Studies (History) techniques that are able to stimulate students to be active and understand the lessons so as to make an influence on student learning outcomes. Abstrak: Pengaruh media grafis gambar situs prasejarah Tanjung Sirih terhadap hasil belajar IPS terpadu (sejarah) kelas VII di SMP N 48 Palembang. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh media grafis gambar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Sejarah) dengan materi pembelajaran situs Tanjung Sirih Kelas VII di SMP Negeri 48 Palembang. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media grafis gambar Situs Tanjung Sirih terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Sejarah) di Kelas VII SMP Negeri 48 Palembang. Metode yang dipakai yaitu metode deskriftif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, tes soal, dokumentasi. Hasil peneltian media grafis gambar situs prasejarah Tanjung Sirih merupakan cara teknik mengajar pelajaran IPS Terpadu (Sejarah) yang mampu merangsang siswa untuk aktif dan memahami pelajaran sehingga membuat pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci: media grafis gambar, situs Tanjung Sirih, hasil belajar siswa PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap yang intergal (Djamarah, 2010, hlm. 19). Pendidikan juga dapat diartikan kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mampu mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimilikinya, sikap-sikap dan bentukbentuk perilaku positif di masyarakat tempat individu yang bersangkutan berada. Pendidikan dimulai di keluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas di lingkungan tetangga atau komunitas sekitar (milieu), lembaga sekolah, persekolahan formal dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai rombongan relatif besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru rombongan/ kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti orang tua (Sukardjo dan Komarudin, 2012, hlm. 9). Sejarah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial yang membahas tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Proses pembelajaran IPS diharapkan dapat melatih sikap, moral dan keterampilannya di dalam proses pembelajaran. Sejarah juga merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia masa lampau hingga kini. Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan di tengahtengah perubahan dunia (Agung dan Wahyuni, 2013, hlm. 56). Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah guru kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Sehingga, dalam kegiatan pembelajaran sejarah di anggap mata pelajaran yang membosankan. Siswa kurang berinteraksi dengan guru, siswa kebanyakan duduk diam dan tidak bertanya saat guru menyampaikan materi yang disampaikan. Maka, hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah menjadi rendah.Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Jadi hasil belajar merupakan ukuran
doi:10.17509/historia.v2i1.11865
fatcat:oukuhw2zjvbvxico6llskr5kkm