Etnobotani pasak bumi (Eurycoma longifolia) pada etnis Batak, Sumatera Utara
Indonesian

MARINA SILALAHI
2015 unpublished
Abstrak. Silalahi M, Nisyawati. 2015. Etnobotani pasak bumi (Eurycoma longifolia) pada etnis Batak, Sumatera Utara. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 743-746. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi baru mengenai pengetahuan etnobotani pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) oleh etnis Batak, Sumatera Utara sehingga dapat melengkapi ataupun merevisi data yang telah ada. Penelitian etnobotani pasak bumi pada etnis Batak dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnobotani. Penelitian
more » ... kan di lima desa yang merupakan daerah induk sub-etnis Batak. Eurycoma longifolia memiliki nama lokal yang berbeda pada kelima sub-etnis Batak, yaitu bulung besan oleh Karo, tongkat ali oleh Phakpak, horis kotala oleh Simalungun, tengku ali oleh Toba, dan ampahan gunjo oleh Angkola-Mandailing. Pasak bumi dimanfaatkan oleh etnis Batak sebagai obat sakit perut, demam, malaria, penambah stamina, dan membuat ramuan. Hasil penjelajahan bebas menunjukkan bahwa pasak bumi dapat ditemukan di agroforestry karet (Hevea brasiliensis) dan hutan primer di Desa Tanjung Julu dan Simbou Baru. Di desa Peadundung, pasak bumi ditemukan di pekarangan, agroforestry, dan hutan primer. Abstract. Silalahi M, Nisyawati. 2015. Ethnobotany of pasak bumi (Eurycoma longifolia) on Batak ethnic, North Sumatra. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 743-746. The study was conducted to obtain new information about the ethnobotanical knowledge of pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.) by Batak ethnic, North Sumatra, therefore, can complement or revise the existing data. The research of ethnobotany of pasak bumi on Batak ethnic was conducted by using an ethnobotanical approach. The research was conducted in five villages which were the center region of Batak sub-ethnic. Eurycoma longifolia has the different local names on fifth sub-ethnic of Batak, those were bulung besan by Karo, tongkat ali by Phakpak, horis kotala by Simalungun, tengku ali by Toba and ampahan gunjo by Angkola-Mandailaing. Pasak bumi had been used by Batak ethnic to cure stomachache, fever, malaria, stamina enhancer and to make a concoction. The field survey result showed that pasak bumi could be found in agroforestry of rubber (Hevea brasiliensis) and the primary forest in the villages of Tanjung Julu and Simbou Baru. In the village of Peadundung, pasak bumi was found in the home garden, agroforestry, and primary forest.
doi:10.13057/psnmbi/m010410 fatcat:35ikxnnflnefpndu7lspswqrpy