Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Sri Astutik, Irpan Fahrurozi, Priyanti Priyanti
2016
AL-Kauniyah: Jurnal Biologi
Abstrak Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan obat. Hal tersebut disebabkan tanah yang subur dan iklim mikro hutan tropis yang lembab di kawasan ini. Jenis-jenis tumbuhan obat yang beragam ini perlu dikaji potensi dan penyebarannya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutannya. Pengambilan sampel tumbuhan menggunakan metode kuadrat berukuran 2x2 m 2 , 5x5 m 2 , 10x10 m 2 , dan 20x20 m 2 pada ketinggian 1400, 1500, dan
more »
... 600 meter di atas permukaan laut (m dpl). Tumbuhan diidentifikasi secara langsung menggunakan buku identifikasi tumbuhan obat dan jasa parataksonom. Metode wawancara dilakukan terhadap masyarakat lokal di sekitar hutan TNGGP yang memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Data dianalisis secara kuantitatif dengan Excel 2007 dan dideskripsikan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Tumbuhan obat yang berhasil diidentifikasi sejumlah 45 jenis yang termasuk ke dalam 40 marga dan 29 suku. Suku dengan anggota terbanyak yaitu 4 jenis ditemukan pada Urticaceae, sedangkan suku lainnya beranggotakan satu hingga tiga jenis. Anggota suku Urticaceae diyakini dapat digunakan dalam pengobatan demam, batuk, mata, organ vital wanita, dan anti kanker. Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat adalah daun (42%) dibandingkan akar, batang, bunga, dan buah. Tingkat keanekaragaman tumbuhan obat tergolong sedang (1≤H'≤3). Kekayaan jenis tumbuhan berperawakan herba tergolong tinggi (R'>5), pancang dan pohon tergolong sedang (R'=3,5─5), dan tiang berkategori rendah (R'<3,5). Informasi tentang potensi tumbuhan obat di hutan TNGGP diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan pada khususnya dan mendukung upaya konservasi agar tetap terjaga kelestariannya. Abstract Mount Gede Pangrango National Park stores tremendous of medicinal plants due to soil fertility and humid microclimate of tropical forest. This diversity and distribution need to be further explored to maintain its sustainability. The method of measurement used vegetation analysis by applying quadratic sample plots as follows: 2x2 m 2 , 5x5 m 2 , 10x10 m 2 , and 20x20 m 2 on the elevation of 1400, 1500, and 1600 meters above sea level. Plant identification was referred to literature and parataxonomist. Meanwhile, utilization data were collected by interview technique to AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 8(2), 2015 | Pemanfaatan organ tumbuhan sebagai obat Masyarakat sekitar kawasan TNGGP memanfaatkan akar, batang, pucuk daun, dan biji sebagai bahan baku pembuatan obat. Daun merupakan organ yang paling banyak dimanfaatkan (42%) dalam pembuatan obat dibandingkan organ tumbuhan lainnya (Gambar 3). Gambar 3. Pemanfaatan organ tumbuhan bahan baku obat di TNGGP
doi:10.15408/kauniyah.v8i2.2696
fatcat:zh65ir5eafftlalvgoghdjd3ce