PENGERINGAN GABAH DENGAN MENGGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI KONTINYU TIPE KONVEYOR PNEUMATIK PENGERINGAN GABAH DENGAN MENGGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI KONTINYU TIPE KONVEYOR PNEUMATIK

Ivan Aditya, Gunawan Jurusan, Teknik Kimia, Fakults Jalan, Soedarto, Ivan Gunawan, Rahman Majid, Siswo Sumardiono, Jalan Soedarto
2013 Jurnal Teknologi Kimia dan Industri   unpublished
50239, Telp/Fax : (024) 7460058 Padi merupakan salah satu komoditas bahan pang penanganan yang cukup serius untuk me satu penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan yaitu pada proses pengeringan gabah. Proses pengeringan gabah dengan metode konvensional sering mengalami banyak hambatan dan tidak relev Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi alat pengering sebagai alternatif pengeringan gabah. Alat pengering gabah sistem resirkulasi tipe konveyor pneumatik bis keunggulan yaitu kualitas
more » ... ah yang dikeringkan baik dan seragam, serta mudah dalam melakukan pengontrolan pada saat melakukan proses pengeringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan kelajuan udara pneumatik terhadap laju pengering pneumatik, serta temperatur udara pengering. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengeringan akan berjalan paling efektif pada suhu 60 o C dan kecepatan aliran udara pneumatik 20 m/s. Kata kunci:gabah; alternatif; pengering; Rice is one of the most important food to improper post-harvest handling. One of the post process. Paddy grain drying process by conventional methods relevant to use. Therefore, required an innovative paddy grain dryers with pneumatic conveyor quality dried grain and uniform, and easy to perform control during the drying process. The purpose of this study was to determine the effect of temper this research isthe velocity of pneumatic airflow, and temperature of drying air. From the research will be running effectively at a temperature of 60 ° C and p Pendahuluan Padi (oryza sativa (l) merupakan panghasil makanan berbasis biji Indonesia sendiri, padi telah menjadi komoditas strategis yang dapat mempen kehidupan.Hal ini dikarenakan padi merupakan sumber makanan utama sebagian besar penduduk di Indonesia, dan juga merupakan salah satu sumber perekonomian sebagian besar penduduk di pedesaan. Semakin besar jumlah penduduk, maka akan se peningkatan produksi beras nasional (Aryunis, dkk, 2008; Berdasarkan dari data BPS, produksi gabah di Indonesia mengalami peningkatan yaitu dari 54 juta ton di tahun 2005, menjadi 68,9 juta ton pada tahun 2012. Akan tetapi, kehilangan gabah hasil panen yang disebabkan oleh proses penjemuran dibawah sinar matahari langsung mencapai 2,3 Indonesia selama ini telah terbiasa melakaukan pengeringan Abstrak Padi merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang paling penting di dunia.Sehingga perlu dilakukan penanganan yang cukup serius untuk mengurangi kehilangan akibat kesalahan penanganan pasca panen. Salah satu penanganan pasca panen yang perlu diperhatikan yaitu pada proses pengeringan gabah. Proses pengeringan gabah dengan metode konvensional sering mengalami banyak hambatan dan tidak relev Oleh karena itu, diperlukan sebuah inovasi alat pengering sebagai alternatif pengeringan gabah. Alat pengering gabah sistem resirkulasi tipe konveyor pneumatik bisa menjadi salah satu alternatif, karena memiliki beberapa yaitu kualitas gabah yang dikeringkan baik dan seragam, serta mudah dalam melakukan pengontrolan pada saat melakukan proses pengeringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan kelajuan udara pneumatik terhadap laju pengeringan.Variabel yang dipelajari yaitu kecepatan aliran udara pneumatik, serta temperatur udara pengering. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengeringan akan berjalan C dan kecepatan aliran udara pneumatik 20 m/s. Abstract Rice is one of the most important food commodities in the world. So we need to handle it serious harvest handling. One of the post-harvest handling that noteworthy is rain drying process by conventional methods are often encounter many obstacles and no longer relevant to use. Therefore, required an innovative drying tool as an alternative to paddy grain drying rain dryers with pneumatic conveyor could be an alternative, because it has several advantages that good quality dried grain and uniform, and easy to perform control during the drying process. The purpose of this study was to determine the effect of temperature and velocity of pneumatic air to the drying rate. pneumatic airflow, and temperature of drying air. From the research at a temperature of 60 ° C and pneumatic air velocity of 20 m / s. paddy grain; alternative; dryer; recirculating oryza sativa (l)) merupakan salah satu bahan makanan yang paling penting di dunia. Padi merupakan panghasil makanan berbasis biji -bijian terbesar kedua di dunia .Di Indonesia sendiri, padi telah menjadi komoditas strategis yang dapat mempen kehidupan.Hal ini dikarenakan padi merupakan sumber makanan utama sebagian besar penduduk di Indonesia, dan juga merupakan salah satu sumber perekonomian sebagian besar penduduk di pedesaan. Semakin besar jumlah penduduk, maka akan semakin besar kebutuhan akan pangan, terutama beras. Sehingga, dibutuhkan peningkatan produksi beras nasional (Aryunis, dkk, 2008; Bintoro, dkk, 2008). Berdasarkan dari data BPS, produksi gabah di Indonesia mengalami peningkatan yaitu dari 54 juta ton hun 2005, menjadi 68,9 juta ton pada tahun 2012. Akan tetapi, kehilangan gabah hasil panen yang disebabkan oleh proses penjemuran dibawah sinar matahari langsung mencapai 2,3 Indonesia selama ini telah terbiasa melakaukan pengeringan gabah dengan cara konvensional, yaitu dengan , Tahun 2013, Halaman 98-109 s1.undip.ac.id/index.php/jtki 98 109 C menghasilkan temperatur udara keluar pengering tertinggi, karena kandungan air bahan semakin lama semakin sedikit sehingga temperatur udara pengering keluar Temperatur parkel mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada temperatur udara pengering masuk 60 o C, karena perbedaan temperatur partikel awal dengan temperatur udara pengering masuk yang lebih besar dibandingkan dengan variabel temperatur udara pengering masuk yang lain. Sehingga transfer panas ke asarkan pengaruh kecepatan aliran udara pneumatik terhadap laju pengeringan gabah dapat disimpulkan: Kecepatan aliran udara pneumatik yang paling efektif yaitu 20 m/s, karena waktu kontak antara bahan kan dengan variabel kecepatan aliran udara pneumatik yang lain, sehingga kandungan air bahan yang diupkan juga akan semakin besar Pada kecepatan aliran udara pneumatik 20 m/s, kelembaban udara pengering keluar akan lebih tinggi ahan dengan udara pengering semakin lama, sehingga kandungan air bahan Temperatur udara pengering keluar akan lebih rendah pada kecepatan aliran udara pneumatik 20 m/s, r, maka lebih banyak panas yang digunakan untuk Dengan kecepatan aliran udara pneumatik 20 m/s, temperatur partikel akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi, karena waktu kontak yang terjadi semakin lama, sehingga transfer panas ke dalam bahan
fatcat:h7hpzsabafd3lkqqu45naov7sq