IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Nur Sholihah
2010 Jurnal   unpublished
Abstrak: Darah yang mengalir dalam tubuh mempunyai kemampuan dalam mendeteksi penyakit dengan bantuan citra. Cara mengidentifikasi citra darah pada penderita typhus dilihat dari perbedaan Eritrosit pada penderita typus dan normal, perbedaan ini terjadi akibat penyerangan virus Salmoneta Thyphosa. Pemeriksaan darah tepi adalah cara sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia) jumlah limfosis yang meningkat eosinofilia. Kadar hemoglobin
more » ... pat normal atau menurun bila terjadi penyulit pendarahan usus atau perforasi, leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi. LED (Laju Endap darah) Meningkat dan jumlah trombosit normal atau turun. Hal ini sesuai dengan pengolahan citra yang dipisah warna, dihistrogram dan dicari nilai pixel warna. Dilihat dari nilai pixel darah typhus lebih kecil pada penderita typus. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisika komputasi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 15 Juli sampai dengan 30 September 2010. Tahapan penelitian dibagi 2 yaitu tahapan pengolahan citra dan tahapan metode jaringan syaraf tiruan. Pada tahap pengolahan citra menggunakan pre-processing dan nilai piksel warna merah kuning dan biru. Data hasil pengolahan citra digunakan sebagai input jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan yang digunakan dengan algoritma Backpropagation. Proses jaringan syaraf tiruan menggunakan jumlah neuron 5, 15, 25, 35, 45 dan 55 untuk mengetahui ke akuratan jaringan mengenali data yang diujikan. Kata Kunci: Typhus, Nilai Pixel Warna RGB , Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation PENDAHULUAN Darah merupakan unsur berupa cairan dalam tubuh manusia, yang berperan penting dalam mekanisme kerja tubuh yang berfungsi sebagai medium atau transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri, dimana transportasi semacam itu penting untuk memelihara homeostatis. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persen adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah (Pearce, 2005). Darah yang mengalir dalam tubuh mempunyai kemampuan dalam mendeteksi penyakit dengan bantuan citra. Penyakit yang bisa diidentifikasi lewat darah misalnya typhus dan DBD. Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat menyerang tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan infeksi usus halus. Kuman tipes masuk melalui saluran pencernaan dan berkembang biak. Kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa dan masuk ke dalam pembuluh darah. Selanjutnya, kuman mengalami pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah utamanya kelenjar limfoid usus halus yang kemudian bisa menimbulkan berbagai gejala klinis. * Jurusan Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 56
fatcat:4a6n2qw73fhdxlewnaqu3fye7y