Fundamentalisme Pendidikan Agama di Jejaring Sosial
Muhamad Tisna Nugraha
2018
Al-Tahrir
Social Media is like two sides of the same coin;has positive and negative sides. As for a positive side, it is used to share information, technology and scientific issues as well as maintain social relationship; on the other side, it may be a means of spreading intolerant notions toward diversity. Furthermore, these notionsmaybecome exclusive fundamentalism which is anticriticism, especially when it contains political, economic, and legal interests, and even worst, if it involves
more »
... n of religious verses. This paper is a library research based on social phenomenology approach which aims to give solution to problems of religious fundamentalism before turning into radicalism and vandalism. There are two possible solutions. Firstly, social media should provide balance information in order to avoid old orientalism prejudice; second, it should show Islam objectively; it should be according to Islamic law not western thought and culture (ghazw Abstrak: Media sosial adalah seperti mata uang yang memiliki dua sisi yang sama: sisi positif dan negatif. Sebagai sisi positif, media sosial digunakan untuk berbagi informasi, teknologi dan isu-isu ilmiah serta menjaga hubungan sosial. Di sisi lain, media sosial bisa menjadi sarana untuk menyebarkan gagasangagasan intoleran terhadap faham keberagaman. Lebih jauh lagi, gagasan-gagasan ini dapat menjadi fundamentalisme eksklusif yang anti-kritik, terutama ketika mengandung kepentingan politik, ekonomi, dan hukum, dan bahkan akan menjadi lebih buruk, jika melibatkan penafsiran ayat-ayat agama. Tulisan ini merupakan penelitian pustaka berdasarkan pendekatan fenomenologi sosial yang bertujuan memberikan solusi terhadap masalah fundamentalisme agama sebelum berubah menjadi radikalisme dan vandalisme. Ada dua solusi: pertama, media sosial harus menyediakan informasi yang seimbang untuk menghindari prasangka orientalisme lama; kedua, media sosial harus menunjukkan Islam secara obyektif; ia harus sesuai dengan hukum Islam bukan pemikiran dan budaya barat (ghazw al-fikr wa ghazw al-thaqafi). PENDAHULUAN Semakin pesatnya kemajuan teknologi digital mendorong terjadinya transformasi sistem kerja manusia dari manual ke otomatis. Kemajuan ini juga turut berimbas pada peningkatan aksesbilitas teknologi informasi yang ditandai dengan ketersedian berbagai fitur layanan internet untuk berkomunikasi dan mengakses informasi.
doi:10.21154/altahrir.v18i1.1172
fatcat:q5m24az7i5fb7n7tyhmwa3uela