PENDIDIKAN AGAMA DAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI: KAJIAN PESANTREN ROUDHOTUL KHUFFADZ SORONG PAPUA BARAT [post]

Ismail Suardi Wekke, Cholichul Hadi
2017 unpublished
Institusi pesantren menjadi salah satu pilar dalam proses pendidikan, tidak saja dalam konteks agama Islam tetapi menjadi kekayaan bangsa. Sebagai sentral pembinaan dan pengembangan kemampuan umat Islam, maka pesantren juga menjadi dinamisator dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk itu, maka penelitian ini berupaya mengkaji dari sudut pembinaan keterampilan kewirausahaan. Penelitian dilaksanakan di Pesantren Roudhotul Khuffadz, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Pesantren ini dipilih
more » ... subyek penelitian melalui observasi bahwa institusi pendidikan sejenis dalam wilayah Sorong Raya tidak menjadikan aspek kewirausahaan sebagai faktor utama dalam proses pendidikan. Sementara Pesantren Roudhotul Khuffadz, kemudian menjadikan pembinaan kewirausahaan merupakan kebutuhan dan target dalam pengembangan pendidikan. Jenis kualitatif diterapkan pendekatan dalam pelaksanaan penelitian. Observasi dan wawancara mendalam digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Panduan observasi dan panduan wawancara senantiasa digunakan sebagai instrumen pengumpulan data selama penelitian berlangsung. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai lembaga pendidikan, maka model pesantren menjadi acuan utama. Tetapi dilakukan beberapa pengembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi umat Islam dalam konteks Papua. Lembaga ini kemudian menunjukkan dalam proses pendidikan agama adanya proses yang berjalan secara bersamaan. Keterampilan untuk persiapan dalam menjalani kehidupan senantiasa diasah, namun demikian pembinaan watak, penguasaan ilmu agama, amalan ibadah sebagai bagian tidak terpisahkan dari agama itu sendiri merupakan komponen pendidikan yang dijalankan. Akhirnya, kekhasan gagasan dan praktik dalam lembaga pendidikan ini menunjukkan bahwa pesantren juga melahirkan ide dan konstruksi yang berdampak dalam pembinaan santri tidak semata-mata nilai ritual tetapi juga kelangsungan kehidupan dalam bentuk kehidupan duniawi.
doi:10.31227/osf.io/gk2cr fatcat:a3rtupg3b5belfa2fxbk5rae5e