KADAR C ORGANIK SETELAH PERIODE TANAM PADI KE DUA DENGAN APLIKASI BIOCHAR PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BATA DI POTORONO YOGYAKARTA

Kamaratih Nisrina Pertiwi, Susila Herlambang, Mohammad Nurcholis
2020 Jurnal Tanah dan Air  
Anthraquic Typic Epiaquepts pada tanah sawah yang digunakan penelitian merupakan lahan setelah penambangan batu bata di Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Tanah bekas penambangan batu bata memiliki nutrisi dan tingkat C organik rendah. Pemberian limbah organikyang merupakan bahan pembenah tanah yaitu: biochar, kotoran sapi dan ampas tebu diharapkan dapat meningkatkan C organik dan unsur hara baik setelah tanam pertama maupun kedua. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
more » ... h organik sebagai amelioran dan waktu inkubasi dilakukan pada dua kali tanam padi. Analisa laboratorium yang dikaji adalah kadar C organik, N total, P tersedia, pH (H2O) dan Kapasitas perukaran kation (KPK). Penelitian ini menggunakan plot terpisah dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dosis yang digunakan adalah residu biochar tempurung kelapa, ampas tebu, dan kotoran sapi sebanyak 15 ton / ha dengan jumlah 36 petak percobaan. Parameter yang diamati adalah C organik, N-Total, P-Tersedia, pH (H2O), Kapasitas perukaran kation (KPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah dengan limbah organik biochar tempurung kelapa tidak memiliki perbedaan yang nyata pada C organik, N total, pH (H2O), dan Kapasitas perukaran kation (KPK, tetapi berbeda nyata pada tanah P tersedia. Biochar residual memiliki kadar C organik tertinggi sebesar 1,76%. Sisa batok kelapa Biochar dapat meningkatkan Kapasitas perukaran kation (KPK) dari 5,83 cmol (+) kg-1 menjadi 7,85 cmol (+) kg-1. P- tersedia tanah dengan residual biochar tempurung kelapa paling tinggi, yaitu 20,32 ppm
doi:10.31315/jta.v16i1.3976 fatcat:y45safaal5ckhblm2ciezlko74