PENGUATAN SPIRITUALITAS ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH)

PHILIA ANINDITA GINTING, Meilanny Budarti Santoso
2019 Share Social Work Journal  
AbstrakAnak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) merupakan anak yang diduga telah melakukan tindakan kriminal yang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dihadapan hukum karena telah melanggar undang-undang hukum pidana. Pada masa penahanan, anak atau remaja yang berkonflik dengan hukum berada pada usia 12 sampai 18 tahun. Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini menciptakan pengaruh poisitf dari kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) maupun permasalahan
more » ... adi dalam diri Andik (anak didik). Permasalahan ini dapat berupa stress yang dialami yakni kecemasan pada remaja.Adapun tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja sosial terhadap ABH adalah berupa bantuan relasi pertolongan. Praktikan memfokuskan bahasannya kepada pembentukan perilaku baru yang baik dan upaya mengatasi kecemasan pada klien. Model intervensi yang dilakukan adalah personal development dengan metode token economy dan cognitive restrucuturing form. Pembentukan perilaku baik ini dikatikan dengan penguatan spiritualitas klien yang juga mempengaruhi kemampuan kognitif klien.Hasil penelian menunjukkan bahwa klien berhasil membentuk perilaku baru dan mereduksi kecemasan yang dialaminya. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh peran spiritualitas yang dialam klien melalui pembentukan perilaku beribadah dan membaca Al-Quran dengan teratur. Praktikan tidak melakukan pemantauan secara intensif terhadap perubahan perilaku dan kecemasan klien karena adanya aturan yang diterapkan oleh pihak LPKA. Meskipun demikian, hasil yang diperoleh dapat terverifikasi dan terukur dengan penyajian tabel dan gambar selama proses intervensi.Kata Kunci: Anak berhadapan dengan hukum, spiritualitas, behavioral therapy, stress management AbstractChildren who are in conflict with the law (ABH) are children who are suspected of having committed in a criminal act that must be responsible for their actions to law because they have violated the law of criminal. During the detention time, children or adolescents with the conflict with the law are at the age of 12 to 18 years. This does not impossible if this condition creates a positive impact from the coaching activities which carried out by LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) as well as personal problems in Andik (anak didik) self-care. This problem can be stress experienced in the form of anxiety in adolscents.The action that can be taken by the social worker towards ABH is giving assistance form a relief relationship. Practican focus discussion in on the building new good behaviors and action to overcome anxiety on client. The intervention model that is carried out is personal development with token economy method and cognitive restructuring form. The formation for this good behavior is associated with strengthening client spirituality which also influence the client's cognitive abilites.The results of this research show that client has succeeded in forming his new behaviors and reducing the anxiety he experience. This is influenced by the role of spirituality experienced that client experienced through the forming of worship behavior and reading the Al-Quran regularly. Practican did not do intensive monitoring of this changes in behavior and anxiety that client experience because of the rules applied by the LPKA. Nevertheless, the results obtained can be verified and measured by presenting tables and images during the intervention processKeywords: Children who are in conflict with the law, spirituality, behavioral therapy, stress management
doi:10.24198/share.v9i1.21819 fatcat:6c6x2ivg2bbwfntpmxi5kyaihq