Peasant today in neo-liberalism time is facing with land strengtening and agriculture labour sustainability. This article saw Sriharjo in agriculture area setting which is consider poor and observe significant transformation related to peasant values for their own land and opportunity shifting also labour problem. Young peasant in this context built narration of his susceptible, risk and position sustainability that saw state active role to encourage rural development in the sense of

more »

... on and market openness which supply occupation opportunity in off-farm sector. Ethnography method is used as a frame to understand young peasant condition in struggling his ideas to sustain occupation scope especially due to cultural values changes of peasant society. Abstrak Petani kontemporer dalam masa neo-liberalisasi sedang berhadapan dengan isu penguatan lahan dan keberlangsungan tenaga kerja pertanian. Artikel ini melihat Sriharjo dalam latar wilayah pertanian yang dianggap miskin dan melihat transformasi yang signifikan terkait nilai-nilai petani pada lahan yang dimiliki dan pergeseran kesempatan serta tenaga kerja yang terjadi. Petani muda dalam hal ini membangun narasi kerentanan, resiko serta keberlanjutan posisinya yang melihat peran aktif negara untuk mendorong pembangunan desa dalam sentuhan globalisasi dan keterbukaan pasar yang menyediakan kesempatan kerja di sektor off­farm. Metode etnografi diajukan sebagai bingkai untuk memahami kondisi petani muda dalam memperjuangkan gagasannya untuk menghidupi lingkup pekerjaannya terutama yang berkaitan dengan perubahan nilai-nilai kultural masyarakat petani. Kata Kunci: pemuda tani, kultur resiko, taktik, transformasi Pendahuluan Dewasa ini pertanian merupakan sektor produksi sentral pangan yang mengalami dinamika persoalan lokal dan global. Modernisasi dan kebijakan pertanian telah mengkonstruk dan ber-dampak besar terhadap kehidupan masya-rakat sehingga menghasilkan peru bahan-perubahan yang dinamis. Era perdagangan bebas yang dimotori oleh neo-liberalisasi