Isu tentang berkelanjutan telah diakomodasi dalam berbagai sektor di Indonesia termasuk sektor konstruksi. Secara nasional, dari tahun ke tahun nilai konstruksi yang diselesaikan cenderung mengalami peningkatan, hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan di tingkat lokal maupun global. Inisiator isu berkelanjutan di Indonesia diawali oleh berbagai pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta. Sedangkan eksekutor dalam isu berkelanjutan mencakup seluruh (kontraktor, konsultan,

more »

... stor, asuransi, investor, regulator, pihak lainnya). Namun demikian pengetahuan tentang sejauhmana konsep berkelanjutan ini telah dipahami oleh seluruh dalam proyek konstruksi di Indonesia belum terlihat jelas. Di sisi lain, daya saing penyedia jasa Indonesia di urutan ke-90 dari 176 negara di dunia dengan score 37. Sedangkan penghambat daya saing bisnis di Indonesia tahun 2016 secara berturutan adalah sebagai berikut: (a) korupsi, (b) birokrasi yang tidak efisien, (c) infrastruktur yang tidak memadai. Faktor penyebabnya diduga tidak mengalirnya informasi/pengetahuan ke seluruh yang terlibat didalamnya. Berdasarkan data dan pengetahuan tersebut diatas diduga bahwa pengetahuan terkait dengan isu keberlanjutan menjadi persoalan bagi seluruh untuk bersaing di tingkat ASEAN. Tujuan dalam kajian ini adalah untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam mencapai konstruksi berkelanjutan di Indonesia berdasarkan pendekatan management. Di sisi lain, kemudahan berbisnis di ASEAN tahun 2017 menempatkan Indonesia diurutan ke-91. Tentu hal ini menimbulkan restriksi bagi penyedia jasa yang berpotensi memperkecil daya saing. Proses penelitian dilakukan berdasarkan data sekunder yang tersedia untuk publik. Hasil yang diperoleh adalah terhambatnya transfer of knowledge secara vertikal dalam bentuk internal kolaborasi maupun eksternal kolaborasi. Kata kunci: daya saing, penyedia jasa konstruksi.