LARANGAN MENDOAKAN DIRI SENDIRI MENINGGAL DUNIA (STUDI KRITIK SANAD METODE MATEMATIKA HADIS)

Muhammad Irham
2020 Tahdis: Jurnal Kajian Ilmu Al-Hadis  
Abstak: Artikel ini membahas seputar kritik sanad hadis tentang mendoakan diri sendiri meninggal dunia dengan menggunakan metode baru yang dirancang oleh penulis dengan sebutan matematika hadis. Matematika hadis berbeda dengan hadis matematika. Hadis matematika bersifat kajian tematik tentang hadis berkaitan dengan ilmu matematika, sedangkan matematik ahadis adalah sebuah metode baru dalam kritik hadis dengan banyak menggunakan angka dan simbol matematis. Metode matematika hadis dalam tahap
more » ... embanganya bersifat numeral, penuh angka, inisial huruf, rumus, bahkan simbol matematika (eksakta secara umum) seperti £ (baca: lamda), ∑ (baca: sigma), dan Ω (baca: omega). Metode ini digunakan dalam artikel ini untuk memudahkan penulis dalam kritik sanadnya sekaligus memperkenalkan kepada khalayak dan menantikan saran kontruktif dalam pengembangan metode ini. Hasil penelitian ini adalah hadis tersebut adalah hadis sahih dengan dua puluh enam variasi matan di dalamnya. Berarti hadis ini diriwayatkan bi al-ma'na> dari tiga orang sahabat, yaitu Anas Ibn Ma> lik ra., Abu> Hurairah ra., dan Khabba> b ra. Abstract: This article discusses the sanad criticism of hadith about praying for one's own death by using a new method designed by the researcher named as the Hadith Mathematical. The Hadith Mathematical is different from the mathematical Hadith. Mathematical Hadith is a thematic study of hadith related to mathematics, while the Hadith mathematical is a new method of hadith criticism by using mathematical numbers and symbols. The mathematical method of hadith in its development stage is numerical, full of numbers, initials letters, formulas, and even mathematical symbols (exact scales in general) such as £ (read: lamda), ∑ (read: sigma), and Ω (read: omega). This method is used in this
doi:10.24252/tahdis.v11i1.14101 fatcat:6zoewlzcczc63iyhygx4kbmr54