STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI FILM TELEVISI STARVISION TERHADAP ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TERKAIT BUDAYA INDONESIA

Yessy Arisanti Wienata, Citra Ratna Amelia
2020 Jurnal Nomosleca  
Production management strategiesFTV Starvision related to Indonesian culture are the object of problems in research. The purpose of this study is to provide an understanding that the FTV Starvision shows are highly related to Indonesian culture. The results of the study concluded that Starvision in production FTV used several strategies at each stage of its production. Start from the stage preproduction, production, post production and evaluation. The strategy includes using newcomer performers
more » ... whose salaries are still low, using locations that are often used so that in terms of licensing it is easier, to use vendors for equipment, and others. These strategies to save production costs. Another strategy is to use location, dialogue, accent, costume, property, which is very thick with Indonesian culture, it to introduce Indonesian culture through television media especially FTV. Abstrak Strategi manajemen produksi FTV Starvision yang berkaitan dengan budaya Indonesia menjadi objek masalah dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman bahwa tayangan FTV Starvision sangat terkait dengan budaya Indonesia. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa Starvision dalam memproduksi FTV menggunakan beberapa strategi dalam setiap tahapan produksinya. Mulai dari tahapan praproduksi, produksi, pascaproduksi dan evaluasi. Strategi tersebut antara lain, menggunakan pemain artis pendatang baru yang honornya masih rendah, penggunaan lokasi yang sering digunakan agar segi perizinan dipermudah, penggunaan vendor untuk peralatan, dan lain-lain. Strategi-strategi tersebut bertujuan untuk penghematan biaya produksi. Strategi lain yakni menggunakan lokasi, dialog, logat, kostum, properti yang sangat kental dengan Budaya Indonesia, hal tersebut bertujuan agar dapat mengenalkan budaya Indonesia melalui media televisi khususnya tayangan FTV.
doi:10.26905/nomosleca.v6i1.3957 fatcat:ljtjl52wafh2fknqyxgl7o4mvq