INTEGRASI HARGA BERAS ERA PERDAGANGAN TERBUKA DAN DAMPAKNYA TERHADAP SWASEMBADA DAN KESEJAHTERAAN PELAKU EKONOMI BERAS

Iwan Hermawan, Eka Budiyanti
2020 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan  
Abstrak Kebijakan liberalisasi perdagangan beras dianggap kurang populis dibandingkan progam pencapaian swasembada beras. Volatilitas harga beras dunia dikhawatirkan akan mengganggu kondisi perberasan nasional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis (a) integrasi harga beras domestik di tingkat pasar dunia dan pasar regional, dan (b) dampak integrasi harga beras terhadap swasembada dan kesejahteraan pelaku ekonomi beras. Pendekatan analisis yang digunakan adalah metode gabungan, yaitu (a)
more » ... r correction model (ECM), (b) index of market connection (IMC), dan (c) model persamaan simultan. Data yang digunakan adalah data sekunder tahun 1998-2017. Hasil analisis menunjukkan harga beras domestik terintegrasi dengan harga beras dunia pada rezim perdagangan terbuka bebas (tahun 1998-1999) dan terbuka terkendali (tahun 2000-2007 dan tahun 2008-2017). Sementara di tingkat regional, harga beras di Jakarta dengan beberapa kota besar lainnya tidak terintegrasi. Meskipun demikian, melalui transmisi harga beras yang terbentuk menunjukkan adanya trade off antara peningkatan kesejahteraan produsen dan konsumen saat rezim pasar terbuka-bebas dibandingkan rezim pasar terbuka-terkendali. Hasil analisis yang sangat menarik adalah kebijakan pasar bebas ternyata lebih merangsang peningkatan kesejahteraan produsen daripada rezim pasar terbuka-terkendali. Tingkat swasembada beras yang menurun mengindikasikan terjadinya realokasi sumber daya. Oleh karena itu, kebijakan perdagangan bebas bukan harus dihindari, tetapi dapat menjadi opsi kebijakan untuk membantu memenuhi kebutuhan beras domestik. Abstract Trust through the rice world market was not considered as a populist option than the reach of rice self-sufficiency. Its volatility could negatively affect on domestic rice condition. This research analyzed (a) integration of domestic rice price at the world and regional market level, and (b) its impact on the rice self-sufficiency and the welfare of rice economic agents. The approach used joint methods, includes (a) error correction model (ECM), (b) index of market connection (IMC), and (c) simultaneous equations model. Secondary data was used in the period year 1998-2017. The result shows that domestic rice price is integrated with world rice price in open market regimes (the year 1998-1999) and open controlled market regimes (the year 2000-2007 and year 2008-2017). While at the regional level, rice prices in Jakarta with some of the big cities were relatively not integrated. Rice price transmission has revealed a trade-off between increasing producer's and consumer's welfare on free-market regimes compared with open under control regimes. Moreover, surprisingly, the free-market policy was more stimulating to increase producer's welfare than opened under the control regime. Rice self-sufficiency level decreasing represented resource reallocation. Hence, free trade rice policy is not a sin. It should be a potential option to help meet domestic rice needs. JEL Classification: C13, F13, F14
doi:10.30908/bilp.v14i1.429 fatcat:l2mkej5h7fekpo3k2z7lo2ng4a