PERILAKU HIPERAKTIF SISWA DI SMP NEGERI 2 PINRANG Sultan

Tenaga Pada, Sekolah Menengah, Pertama Negeri, Kabupaten Pinrang
unpublished
This study aims to determine the hyperactive behavior of students in Junior High School 2 Pinrang. This type of research is qualitative research in the form of case studies on students who behave in a hyperactive. The technique used in data collection were interviews, observation, analysis and documentation. Data were analyzed with descriptive qualitative analysis. The results showed that the indicator hyperactive behavior of students are: 1) it is difficult to concentrate, 2) often does not do
more » ... the work, 3) can not sit quietly, 4) often flicked friends, 5) impulsive, 6) often monopolize activities in social interaction. Impact hyperactive behavior of students are: 1) the decline in student achievement, 2) lack of harmony in social relationships with peers. Hyperactive behavior is influenced by the pattern of authoritarian parenting and unattended. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku hiperaktif siswa di SMP Negeri 2 Pinrang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus terhadap siswa yang berperilaku hiperaktif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator perilaku hiperaktif siswa diantaranya : 1) sulit memusatkan perhatian, 2) sering tidak mengerjakan tugas, 3) tidak bisa duduk dengan tenang, 4) sering menyentil teman, 5) impulsif, 6) sering memonopoli kegiatan dalam interaksi sosial. Dampak perilaku hiperaktif siswa adalah : 1) turunnya prestasi belajar, 2) kurang harmonisnya hubungan sosial dengan teman sebaya. Perilaku hiperaktif tersebut dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua yang otoriter dan tanpa pengawasan. Kata Kunci : Siswa, Perilaku Hiperaktif PENDAHULUAN Pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru Bimbingan Konseling (BK) harus memiliki kemampuan mendidik, melatih, membina dan mengembangkan potensi siswa. Oleh karena itu, guru pembimbing dan guru mata pelajaran lainnya bersama-sama bertanggung jawab kepada semua peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki termasuk kepada siswa-siswa yang memiliki kelainan baik yang berbentuk fisik maupun sikap dan perilaku siswa sehari-hari. Keberhasilan seseorang dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional adalah kecerdasan selain kecerdasan intektual dan memiliki peran yang jauh lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual dalam kesuksesan seseorang. Kesuksesan seseorang hanya 20 persen ditentukan oleh
fatcat:5kssrdg5hfbc7g6rf4zaxc4tpa