PENINGKATAN HASIL DAN NILAI NUTRISI RUMPUT KUMPAI (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.) DENGAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK ORGANIK DI TANAH PODZOLIK MERAH KUNING
Hardi Syafria, Novirman Jamarun, Mardiati Zein, Evita Yani
unpublished
ABSTRAK Fungi mikoriza arbuskula (FMA) dapat membantu tanaman untuk penyediaan dan penyerapan unsur P yang rendah ketersediaannya pada tanah masam. Pupuk organik dapat memberikan pengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh FMA dan pupuk organik terhadap peningkatan hasil dan nilai nutrisi rumput kumpai di tanah masam podzolik merah kuning. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 5×3 dan
more »
... an tiga kali. Dua faktor sebagai perlakuan yaitu FMA dan pupuk organik. FMA terdiri dari tiga taraf: 0 g/pot, 10 g/pot dan 20 g/pot. Pupuk organik terdiri dari lima taraf: 0%, 50% pupuk kandang sapi, 100% pupuk kandangsapi, 50% pupuk kompos dan 100% pupuk kompos. Peubah yang diamati adalah panjang daun, lebar daun, panjang tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, produksi bahan kering hijauan, berat kering akar, protein kasar, kandungan fosfor, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik in-vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian FMA dan pupuk organik berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap semua peubah yang diamati. Sedangkan interaksi FMA dan pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering akar, protein kasar, kandungan fosfor dan kecernaan bahan organik. Kata kunci: Hymenache amplexicaulis (Rudge) Nees., fungi mikoriza arbuskula, pupuk organik, hasil dan nilai nutrisi. PENDAHULUAN Memperluas penganekaragaman hijauan pakan, maka hijauan lokal perlu dikembangkan guna menunjang kebutuhan hijauan untuk ternak ruminansia yang berbasis pada sumber daya lokal. Beberapa jenis hijauan lokal menunjukkan kelebihan atau keuntungan dibanding rumput introduksi. Salah satunya adalah rumput kumpai (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Ness). Rumput ini merupakan kekayaan sumber daya alam yang memiliki nilai biologis tinggi, serta turut menunjang ketersediaan hijauan pakan yang berkualitas. Kandungan protein kasarnya (± 12,20 %), lebih tinggi dibandingkan protein kasar rumput gajah (9-10 %). Syafria (2009) menyatakan bahwa produksi bahan kering hijauan serta kandungan protein kasar rumput kumpai yang tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa penggenangan, pemupukan 300 kg N/ha dengan interval pemotongan 40 hari. Syafria (2010) juga menemukan bahwa produksi bahan kering hijauan dan kandungan protein kasar rumput kumpai tertinggi diperoleh pada pemupukan 300 kg N/ha dengan interval pemotongan 40 hari. Lahan untuk penanaman hijauan semakin lama semakin berkurang, hal ini disebabkan antara lain karena lahan yang subur banyak dimanfaatkan untuk menanam tanaman pangan, perkebunan serta berbagai keperluan non pertanian. Salah satu usaha untuk memenuhi hijauan pakan bagi ternak adalah melalui pemanfaatan lahan marginal yang masih cukup luas di
fatcat:jaln2pwe6ndtticd2yfykvk7li