Preface

Wacana Wacana
2005 Wacana: Journal of the Humanities of Indonesia  
Prawacana Cetakan pertama Wacana nomor ini berbeda dari nomor-nomor yang lalu. Wacana kali ini menampilkan artikel-artikel mengenai naskah, tradisi lisan, dan sejarah yang sebagian besar telah disajikan dalam seminar-seminar internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Apa yang membuat Wacana memutuskan untuk menyajikan kembali artikel yang telah disajikan itu, yang tentu telah direvisi dan disunting? Perkembangan akal budi manusia (jiwa
more » ... ioraan) tidak dapat dilepaskan dari dua media pengantar wawasan dan pengetahuan, yaitu lisan dan tulisan. Naskah dan informasi lisan tidak ubahnya dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Tradisi lisan dan tulis sama-sama mencerdaskan dan memperkaya karakter bangsa. Naskah, terutama, merekam perjalanan keseharian dan keintelektualan kehidupan suatu bangsa. Sembilan artikel yang dimuat dalam Wacana nomor ini menampilkan bagaimana lisan dan tulisan serta rekaman peristiwa menjadi sumber kajian ilmiah yang dapat tak habis-habisnya diolah. Artikel yang ditulis oleh I Nengah Duija menjadi payung seluruh diskusi tentang naskah, tradisi lisan, dan sejarah. Dibicarakan di dalamnya bagaimana kebudayaan tradisi, yang terpajan dari tradisi lisan dan tulis, bergelut dengan kebudayaan global. Muhamad Hisyam mencoba mengeksplorasi makna penghulu di dalam naskah, yang ternyata bernuansa dari satu daerah ke daerah lain di Indonesia. Dwi Woro Retno Mastuti melanjutkan bahasan tentang naskah, dengan mengambil topik kutukan dan berkah dalam cerita Jawa Kuna. Oman Fathurahman berupaya menyingkapkan manfaat naskah bagi upaya rekonstruksi sejarah sosial intelektual Islam Indonesia, dengan mengambil studi kasus naskah-naskah lokal di Minang. Dari Minangkabau, pembicaraan berpindah ke Palembang, dengan diskusi tentang penyalinan naskah Melayu di Palembang oleh Maria Indra Rukmi. Agar tidak membosankan, topik berpindah dari naskah ke sejarah. R. Cecep Eka Permana mengusung topik bahasan tentang bentuk gambar telapak tangan pada gua-gua prasejarah di Pangkep, Sulawesi Selatan,
doi:10.17510/wjhi.v7i2.311 fatcat:z2aymymalnbbhdmujwrymmnp4u