Wacana Khotbah Jumat di Surakarta: Suatu Kajian Linguistik Kultural
Kundharu Saddhono, I Dewa Putu Wijana
2011
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Abstrak: Khotbah Jumat merupakan salah satu sarana yang digunakan umat Islam yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk (sarana dakwah). Seorang yang menyampaikan dakwah disebut khotib. Agar dapat menarik simpati dari jemaah atau orang yang menyimak khotbah, diperlukan sebuah keterampilan berbicara yang baik. Istilah untuk menarik massa malalui keterampilan berbicara dimaknai sebagai retorika. Di dalam khotbah Jumat banyak terdapat aspek bahasa yang
more »
... dipengaruhi oleh unsur kebudayaan setempat. Khotbah Jumat sebagai sebuah wacana tentunya dapat dianalisis dari aspek mikrostruktural yang berkaitan dengan aspek gramatikal, aspek leksikal, kohesi, dan koherensi. Adapun dari aspek makrostruktural berkaitan dengan unsur kebudayaan atau kultural masyarakat sekitar di luar aspek kebahasaan atau linguistik yang di dalamnya berkaitan dengan konteks yaitu partisipan, tempat dan waktu, saluran yang digunakan, kode yang digunakan, bentuk pesan beserta isinya, peristiwa dengan sifat, dan nada pembicaraan. Abstrcat: Friday sermon is a means of religious endeavor used by Moslems to invite the community to do good things and avoid bad deeds. A person who conveys Friday sermon is called a preacher. A good speaking skill is needed in order to attract sympathy from the congregation or the people who listen to the sermon. The term 'attract masses through speaking skill' is called as rhetoric. In Friday sermons there are many aspects of language which are influenced by local cultural elements. Friday sermons as a discourse of course, can be analyzed from micro structural aspects related to grammatical aspect, lexical aspect, cohesion, and coherence. The macro structural aspects related to culture or cultural elements surrounding communities outside of language or linguistic aspects in which the participants related to the context, place and time, the channel used, the code used, the form of a message and its contents, events with nature, and tone of conversation. Pendahuluan Variasi atau ragam bahasa merupakan salah satu bahasan pokok dalam studi linguistik. Munculnya variasi tersebut berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh di dalamnya. Siapa yang berbicara, kepada siapa berbicara, dalam suasana apa pembicaraan itu dilakukan, apa yang menjadi pokok pembicaraan dan apa tujuan pembicaraan, merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan terjadinya pemakaian bahasa dalam masyarakat. Salah satu bentuk variasi bahasa adalah variasi berdasarkan segi pemakaiannya. Variasi bahasa berkenaan de ngan pengg unaannya, pemakaiannya, atau fungsinya ini disebut fungsiolek, ragam, atau register. Bentuk regiter yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah khotbah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anton M. Moeliono, 2008: 498), khotbah berarti pidato (terutama yang menguraikan tentang agama). Kata khotbah berasal dari bahasa Arab khutbah artinya adddres, speech, harangue, oration 'amanat, pidato' (Baal-Baki, 1993: 515). Pada hakikatnya khotbah berarti sebuah wasiat untuk bertakwa kepada khalayak bai k be nt uknya janji kese nangan maupun ancaman kesengsaraan (Sabiq, tt: 291). Dalam agama Islam setidaknya ada 5 macam khotbah, yaitu khotbah Jumat, khotbah hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), khotbah Gerhana (kusuf dan khusuf), khotbah permintaan hujan (istisqa), dan khotbah nikah.
doi:10.24832/jpnk.v17i4.39
fatcat:vk2j6edbizcdte6ij5m4bknbia