PEMANFAATAN KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU MERBAU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AAS

Surya Hatina, Eddyanto Winoto
2020 Jurnal Redoks  
ABSTRAK Uji efektivitas dari karbon aktif dengan memanfataatkan limbah biomassa ini menggunakan perbandingan temperatur karbonisasi dan konsentrasi aktivator H2SO4. Dimana waktu pemanasan karbonisasi yaitu selama 1 jam sementara variasi temperatur karbonisasi adalah 200 o C, 250 o C, 300 o C, 350 o C dan 400 o C dengan konsentasi aktivator 0.5M, 2,0M dan 3,0M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya serap karbon aktif terhadap limbah sehingga dapat menurunkan kandungan logam dan
more » ... menetralkan pH pada limbah AAS sesuai dengan data baku mutu Baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995. Karbon aktif yang dihasilkan pada limbah : pH awal 0,34 dan variabel yang mendekati pH dengan baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu 6,0-9,0, Fe awal 23,11 mg/L dan 350 -400 o C dan konsentrasi 0,5M, 2,0M, 3,0 M dengan berkisar 9,45-5,46 mg/L, Fe limbah awal 23,11 mg/L dan pada baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 sebesar 10 mg/L. PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusakanya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup disekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya berasal dari air, tanah, dan udara. Salah satu faktor pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah yang berasal dari industri, domestic, pertanian laboraturium dan lain sebagainya. Limbah adalah cairan, padatan dan gas dalam suatu wilayah atau tempat tertentu yang mengalami penyimpanan dari keadaan normal akibat adanya bahan-bahan kimia yang telah dipergunakan untuk berbagaikegiatan. Limbah cair laboraturium hingga saat ini belum mendapat perhatian yang memadai, dari sisi jumlah, limbah cair yang dihasilkan oleh suatu laboraturium umumnya memang relative sedikit, akan tetapi limbah cair tercemar berat oleh berbagai jenis bahan oraganik dan logam berat. Secara kolektif dan dalam kurun waktu yang lama dapat berdampak nyata pada lingkungan apabila tidak dikelola secara memadai, karena bahan organik dan logam berat tersebut akan terakumulasi. Limbah laboratorium yang dihasilkan merupakan campuran dari berbagai reaksi dan sisa sampel praktikum dan penelitian dengan parameter yang melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.5 Tahun 2014 yaitu COD, Pb, Fe. Menurut Volume 5,
doi:10.31851/redoks.v5i1.4027 fatcat:oa4vqavxazg6bbbc4dgx26gt3e