Analisis Perubahan Ionosfer Akibat Gempa Mentawai Tahun 2010 Studi Kasus: Kepulauan Mentawai

Leni Septiningrum, Mokhamad Cahyadi, Teknik Geomatika
2016 JURNAL TEKNIK ITS   unpublished
Abstrak --Gempa merupakan fenomena alam akibat aktifitas tektonik yang sering terjadi di Indonesia. Sepanjang pulau Sumatra merupakan pertumbukan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menjadikan Sumatra sebagai daerah paling aktif dengan aktifitas tektoniknya. Pada tahun 2010 tercatat tiga gempa besar yang terjadi, yaitu gempa berkekuatan 6,8 SR pada 5 Maret, disusul 6,5 SR pada 5 Mei dan terakhir 7,8 SR pada 25 Oktober 2010. Post-earthquake anomali merupakan fluktuasi TEC yang
more » ... di sesaat setelah terjadinya gempa, fenomena ini terjadi 3 menit hingga 1 jam setelah gempa terjadi. Post-earthquake anomali dapat digunakan sebagai early warning sebelum tsunami datang. Pengamatan TEC (Total Electron Content) dilakukan dengan menggunakan GPS. Satelit GPS akan secara kontinyu memancarkan sinyal gelombang double frequency pada L band. Pada saat terjadi gempa, sinyal yang dipancarkan oleh satelit GPS akan mengalami delay ketika melewati lapisan ionosfer kira-kira 300 km dari permukaan bumi. Variasi ionosfer diamati pada saat terjadi time-delay ini, sehingga didapat nilai TEC dimana I TECU sama dengan 10 16 elektron/m 2 . Nilai tersebut yang akan menggambarkan besaran gangguan akibat adanya gempa. Pada gempa Mentawai 2010 dengan menggunakan stasiun pengamat GPS pada ketiga kejadian gempa tidak menunjukkan adanya gangguan pada ionosfer, hanya terjadi fluktuasi pada beberapa stasiun pengamat. Kata Kunci-Gempa, Total Electron Content, GPS
fatcat:hmbwjyaggrbpzabg5wrdpdnzim