STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN MASYARAKAT DESA LOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA 1
Cica Sartika, M Yani Balaka, Dan, Wali Rumbia, Mahasiswa Jurusan, Ilmu Universitas, Halu Oleo, Staf Pengajar, Ilmu Universitas, Halu Oleo
2016
Jurnal Ekonomi (JE)
unpublished
This study aims to find out the characteristic poor poeple in Lohia Village, Muna Regency. Data used is primary and secondary data. Primary data collected through questionare from 45 respondent. Respondent is determined by purposive sampling based on homogen characteristic. Data analyzed with descriptive. The results show that poor poeple in Lohia Village is characterized by: productive age, the higer number of family members, the lower education and skill, lower income, lack of production
more »
... rs and the lower of work ethic. 1. Pendahuluan Kemiskinan di Negara sedang berkembang menjadi masalah yang sangat rumit diselesaikan meskipun kebanyakan Negara-negara ini sudah berhasil melaksanakan pembangunan ekonominya dengan tingkat pertumbuhan produksi dan pendapatan nasional yang tinggi, namun pada saat yang bersamaan telah terjadi peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok kaya dan kelompok miskin, sehingga kemiskinan relative semakin meningkat terutama di wilayah pedesaan. Dewasa ini kemiskinan pedesaan menjadi masalah utama dalam proses pelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan, karena sebagian besar penduduk miskin tinggal di daerah pedesaan dan karakteristik penyebab kemiskinan struktural yang dialami sangat banyak. Selain itu kebijakan pemerintah yang mengalokasikan anggaran pembangunan yang lebih besar di daerah perkotaan dari pada daerah pedesaan, merupakan salah satu faktor penyebab daerah pedesaan semakin tertinggal dan kemiskinan struktural semakin bertambah di daerah pedesaan. Kenyataan menunjukan bahwa sebagian besar penduduk miskin bermukim di wilayah pedesaan, maka pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional harus mendapat prioritas utama. Konsep ini merupakan upaya penanggulangan kemiskinan yang menempatkan wilayah pedesaan sebagai prioritas dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menurut Tadjuddin Noer Effendi (1995:215) kebijakan makro dalam memerangi kemiskinan adalah : (1) merangsang pertumbuhan ekonomi daerah, terutama pedesaan dengan dana bantuan INPRES san BANPRES, (2) penyebaran sarana sosial, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, KB, perbaikan lingkungan (pertumbuhan) dan lain-lain, (3)memperluas jangkauan sarana keuangan dengan mendirikan beberapa intitusi kredit, (4) peningkatan sarana produksi pertanian,
fatcat:zdubw4znyffxtp2szslnkiobmu