The Effectiveness of pen‒culture construction for cultivation of sea cucumber

Pitjont Tomatala, Petrus Paulus Letsoin, Evangelin Martha Yulia Kadmaer
2018 Jurnal Akuakultur Indonesia  
<p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p>Sea cucumber Holothuria sp. is a marine biota that has economic value. The rearing activity of sea cucumbers is still limited to the have bay or strait areas with relatively calm coastal. This research aimed to determine the effectiveness of two types of pen‒culture system for sea cucumber rearing to the influence of ocean waves and currents. This research was done from February to July 2017 in the coastal of Rat village, Southeast Maluku
more » ... . The two of cultivated containers tested were a conventional pen‒culture (treatment A) and engineered pen‒culture (treatment B). A total of 30 individuals sea cucumber seeds sized 4‒6 cm were released at each pen‒culture. Survival rate and water quality were also calculated as supporting data. Observation of endurance and clearance of pen‒culture was done every two weeks. The result of visual observation showed that conventional pen‒culture treatment A was more quickly damaged and it was more damaged compared to engineered pen-culture treatment B.Through t‒test we got T <sub>count</sub> (1.065) &lt; T<sub>table</sub> (6.313) for survival and T <sub>count</sub> (0.084) &lt; T<sub>table</sub> (1.782) for growth. The result means that treatment A and treatment B have the same effect onsurvival rate and growth of sea cucumber. The results showed that treatment B was better applied to more open waters than treatment A.</p><p> </p><p>Keyword: endurance, pen‒culture, sea cucumber, survival, growth</p><p> </p><p> </p><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Teripang Holothuria sp. merupakan biota laut yang memiliki nilai ekonomis. Kegiatan budidaya teripang masih terbatas pada daerah‒daerah yang berteluk atau berselat dengan perairan yang relatif tenang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua sistem budidaya teripang dalam kurungan tancap terhadap pengaruh gelombang laut dan arus. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga Juni 2017 di perairan Desa Rat, Kabupaten Maluku Tenggara. Dua tipe wadah budidaya yang diujicobakan adalah kurungan tancap konvensional (perlakuan A) dan kurungan tancap yang direkayasa (perlakuan B). Pada setiap kurungan tancap, dimasukkan teripang pasir berukuran 4‒6 cm sebanyak 30 ekor. Sebagai data pendukung, dihitung persentase kelangsungan hidup dan pengukuran kualitas air. Pengamatan ketahanan dan kebersihan kurungan tancap dilakukan setiap dua minggu sekali. Hasil pengamatan visual diketahui bahwa kurungan tancap perlakuan A lebih cepat rusak dan mengalami kerusakan yang lebih besar dibandingkan perlakuan B. Melalui uji-tdiperoleh hasil T<sub>hitung</sub> (1,065) &lt; T<sub>tabel</sub> (6,313) untuk kelangsungan hidup, dan T<sub>hitung </sub>(0,084) &lt; T <sub>tabel</sub> (1,782) untuk pertumbuhan. Hasil uji‒t bermakna bahwa perlakuan A dan perlakuan B memiliki pengaruh yang sama terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan teripang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan B lebih baik diaplikasikan pada perairan yang lebih terbuka dibandingkan perlakuan A.</p><p> </p><p>Kata kunci: ketahanan, kurungan tancap, teripang, kelangsungan hidup, pertumbuhan</p><p> </p>
doi:10.19027/jai.17.1.26-33 fatcat:cz7hcaevcrbflapzsaqxfpk6na