PENERAPAN LANGKAH POLYA DALAM MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERSEGI PANJANG

Nur Rudtin
unpublished
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerapan langkah Polya dalam model Problem Based Instruction yang dapat meningkatkan kemampuan siswa pada penyelesaian soal cerita persegi panjang di Kelas VII SMP Negeri 7 Palu. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran yang menggunakan langkah Polya dalam Model Problem Based Instruction yang dapat
more » ... atkan kemampuan siswa pada penyelesaian soal cerita persegi panjang di Kelas VII SMP Negeri 7 Palu, yakni: 1) orientasi siswa pada masalah; 2) mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok memuat empat langkah Polya, yaitu: a) memahami masalah; b) membuat perencanaan; c) melaksanakan perencanaan; dan d) melihat kembali hasil. Abstract: The purpose of this research is to obtain a description in the implementation of Polya phase in Problem Based Instruction model which can increase the students' ability to solving the word problem about rectangular in VII SMP Negeri 7 Palu. Type research is of classroom action research. Plan of this research is based of Kemmis and Mc. Taggart. Based on the result of the research, learning to use Polya phase in Problem Based Instruction model which can increase the students' ability to solving the word problem about rectangular in VII SMP Negeri 7 Palu, those are: 1) student's orientation to the problem; 2) organize student's to study; 3) guiding individual or group investigation; 4) developing and presenting the work; 5) analyzing and evaluating the problem solving process. Stage of guiding individual or group investigation Polya contains four phase, that is: a) understanding the problem, b) devising plan, c) carrying out the plan, and d) looking back. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari se-kolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah. Seperti halnya yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menyatakan bahwa siswa dituntut untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, membuat model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 2006:10). Salah satu pembelajaran matematika yang dapat melatih dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah pembelajaran soal cerita. Pemberian soal matematika berbentuk cerita memberikan pengalaman bagi siswa untuk dapat memecahkan masalah matematika dan gambaran hubungan masalah tersebut dengan kehi-dupan sehari-harinya. Namun, pada umumnya soal cerita dalam matematika sulit untuk diselesaikan (Usman, 2007:343). Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa, khususnya dalam mengubah kalimat verbal (soal cerita) menjadi model mate-matika.
fatcat:b4uftfqly5b5has34mtwmqmrwe