Media Sosial dan Keberenian Mengutarakan Pendapat di era Kontemporer : Menelik Teori Spiral of Scilence dalam Ruang Media Sosial [post]

Abdul Fadli Kalaloi
2019 unpublished
Peningkatan akses media sosial pada masyarakat menjembatani diskusi publik dalam jangkauan dan frekuensi yang lebih luas dikalangan masyarakat. Akses komunikasi yang terbuka memberikan perhatian publik yang lebih luas terhadap suatu topik atau isu sosial lainnya, imbas dari jangkauan akses sosial media yang tidak terbatas. Pada isu-su sensitif yang bersifat tabu atau minoritas, masyarakat atau individu dalam lingkungan sosial cenderung ragu atau tidak memiliki keberanian mengutarakan pendapat
more » ... ng bersifat opposisi dalam diskusi nyata dilingkungan sosial (fear of social isolation). Tulisan ini mencoba menguji hipotesis dari teori spiral of scilence dalam ruang media sosial. Dengan pendekatan studi literatur tulisan ini menemukan bahwa tekanan dalam ruang publik nyata terjadi berdasaran konstruksi wacana dominasi dalam sebuah lingkungan sosial, sehingga mencegah keinginan sesorang untuk mengutarakan pendapat (willingness to express ones opinion). Dalam ruang publik media sosial, individu merasa terlepas dari dominasa wacana tersebut, dengan media sosial sesorang bisa menggunakan akun dengan nama yang berbeda, atau anonim sekalaipun, sehingga upaya dalam mengutarakan pendapat dan mengharapakan pendapat dari individu lainnya lebih terbuka, yang pada akhirnya menjembatani sebuah isu-sus tertentu untuk dapat didiskusikan secara terbuaka.
doi:10.31227/osf.io/p45f2 fatcat:mkl5st6menhpzc6kcmbn6r7eee