Example and Non-Example Pada Pembelajaran Matematika
Wanda Yanuarto, Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan, Ilmu Pendidikan
2016
unpublished
Abstrak Example and Non-Example Learning Model merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh permasalahan/ konsep yang disajikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai bagaimana penerapan model pembelajaran Example and non-Example pada mahasiswa program studi Pendidikan Matematika
more »
... itas Muhammadiyah Purwokerto ketika belajar dalam mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran. Hasil dari penelitian ini adalah tahapan pembelajaran example and non-example; dan gambaran tentang penerapan example and non-example pada konsep belajar. Kata Kunci: example and non-example, teori belajar dan pembelajaran matematika PENDAHULUAN Scientific approach merupakan sebuah pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini dikembangkan dari scientific method (metode ilmiah) yang pada awalnya banyak digunakan dalam pembelajaran sains atau llmu alam. Saat ini pendekatan saintifik dikembangkan untuk digunakan hampir pada seluruh mata pelajaran, khusus pada kurikulum 2013 pendekatan saintifik pada mata pelajaran awalnya diterapkan pada mata pelajaran IPA, akan tetapi sekarang berkembang pada mata pelajaran lain, bahkan pembelajaran dengan tematik integratif. Denton,et.al. (2007) menyatakan bahwa "A scientific method based on three assumptions:(a) that reality is 'out there' to be discovered; (b) that direct observation is the way to discover it; and (c) that material explanations for observable phenomena are always sufficient, and that metaphysical explanations are never needed". Artinya, metode ilmiah berdasarkan pada 3 asumsi, (a) kenyataan "di luar sana" untuk diketahui, (b) observasi langsung adalah cara mengetahui itu, (c) penjelasan tentang hal-hal pada kejadian yang dapat diamati selalu mencukupi dan penjelasan metafisik tidak pernah dibutuhkan. Pada dasarnya metode ilmiah membuat mahasiswa melakukan berbagai pengalaman belajar melalui observasi dan menjelaskan hasil pengamatannya. Metode ilmiah memiliki karakteristik "doing science". Metode ini memudahkan dosen atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk mahasiswa melaksanakan kegiatan pembelajaran (Frayer,et.al., 2009). Proses pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis (mahasiswa
fatcat:fcune4j5srcu7d6w3biabiavcq