Pengaruh GCG Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kecenderungan Mengungkapkan Kebijakan Anti Korupsi

Iriene Dyah Ayu Tirtasari, Octavianus Digdo Hartomo
2019 Jurnal akuntansi bisnis  
Corruption is still a serious problem in Indonesia. Based on Transparency International website, in 2017 was ranked 96 of corruption out of 180 countries in the world. This low score indicates that the level of corruption in Indonesia is still high. The objective of the study is to test and analyze the influences of good corporate governance (GCG) and firm characteristic towards the tendency to disclose anti-corruption policies in the company. Corporate Governance is reflected by four variables
more » ... : board independence, audit committee competence, institutional ownership, and gender diversity on BoC. While company characteristics consist of company size and industry risk. Samples are collected from listed companies in BEI (Bursa Efek Indonesia) from 2013 to 2017. Sampling method used in this study was purposive sampling. A total sample of 1619 companies were used in analysis. This study used logistic regression analysis to examine independent variables on dependen variable. Results from this study showed that independent board member, and company size were significant and have a positive affect on anti corruption disclosure. Audit committee competencies and institutional ownership not significant to anti corruption disclosure. While industry risk was significant and negative affectt on anti corruption disclosure. Abstrak Korupsi masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Berdasarkan website Transparency International, pada tahun 2017 Indonesia menduduki peringkat 96 dari 180 negara di dunia. Skor yang masih rendah ini mengindikasikan bahwa masih tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari tata kelola perusahaan dan karakteristik perusahaan terhadap kecenderungan mengungkapkan kebijakan anti korupsi di perusahaan. Tata kelola perusahaan dicerminkan oleh empat variabel yakni independensi dewan komisaris, kompetensi komite audit, kepemilikan institusional dan keberagaman gender dalam anggota komisaris. Sedangkan karakteristik perusahaan dicerminkan oleh ukuran perusahaan dan risiko industri. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013 hingga 2017. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan total perusahaan sebanyak 1619 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dewan komisaris, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kecenderungan mengungkapkan kebijakan anti korupsi di perusahaan. Variabel kompetensi komite audit dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kecenderungan mengungkapkan kebijakan anti korupsi di perusahaan. Sedangkan risiko industri berpengaruh negatif terhadap kecenderungan mengungkapkan kebijakan anti korupsi di perusahaan.
doi:10.24167/jab.v17i2.2337 fatcat:hgsxempzujck5dwfnuw7b2fbjm