Dinamika Isu Laut Tiongkok Selatan: Analisis Sumber-Sumber Kebijakan Luar Negeri Tiongkok dalam Sengketa

Arief Bakhtiar Darmawan
2018 Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional  
ABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mengamati perilaku kebijakan luar negeri Tiongkok dalam konflik Laut Tiongkok Selatan (LTS), dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Tiongkok. Tiongkok merupakan salah satu pihak yang memiliki klaim langsung atas wilayah di kawasan LTS. Klaim Tiongkok tersebut tumpang tindih dengan klaim pihak-pihak lain seperti Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei. Untuk mempertahankan klaimnya, Tiongkok berusaha
more » ... kukan dominasi, baik di wilayah sengketa maupun dalam perundingan multilateral. Di wilayah sengketa, Tiongkok merebut area, melakukan reklamasi, dan menyerang kapal-kapal negara lain dengan berbagai dalih. Dalam perundingan multilateral, Tiongkok menolak adanya intervensi negara besar luar kawasan dan mempertahankan kode tata berperilaku yang bersifat ambigu dan tidak mengikat. Tiongkok juga terus meningkatkan kekuatan militernya untuk menekan negara lain. Penulis berargumen bahwa faktor ego (internal) yang berupa kapabilitas militer, kebutuhan ekonomi dan nilai nasionalisme, memiliki pengaruh yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dan tindakan kebijakan luar negeri Tiongkok dalam sengketa LTS daripada faktor alter (eksternal) yang berupa nilai-nilai ASEAN, komitmen terhadap perjanjian, dan opini dunia internasional. Hal itulah yang membuat Tiongkok terus berusaha mendominasi isu sengketa LTS. Kata kunci: Tiongkok; sengketa Laut Tiongkok Selatan; kebijakan luar negeri; faktor internal; faktor eksternal ABSTRACT This article aims to observe the behaviour of China's foreign policy in the conflict of South China Sea (SCS), by analyzing the internal factors and external factors that affect China's foreign policy. China is one of the parties that take direct claim on the SCS. China's claim is overlapping with other parties such as Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei. In defending its claims, China seeks to dominate both in the dispute area and in multilateral negotiations. In the dispute area, China seized the area, building land reclamation, and attacked other countries' ships under various pretexts. In multilateral negotiations, China rejects the intervention of great power countries outside the region and maintains ambiguous and non-binding code of conduct. China also continues to increase its military power to press other countries. The author argues that the internal factors, such as military capabilities, economic needs, and nasionalism, has greater influence on Chinese foreign policy decision and action in the SCS dispute than the external factors, such as ASEAN values, treaty commitments, and world opinion. Thus, it could trigger China to keep dominating the issue of SCS disputes.
doi:10.26593/jihi.v14i1.2786.13-35 fatcat:npxgijqkbngu7dihaxfvfacgj4