GREEN URBAN WATERFRONT MANAGEMENT CASE OF SOLO, INDONESIA

Arif Kusumawanto, Zulaikha Budi Astuti
2014 Journal of architecture&ENVIRONMENT  
Solo is a city located in Central Java, Indonesia with 501.650 inhabitants in 2011. It hosted in 2010 the Asia Pacific Ministerial Conference on Housing & Urban Development (APMCHUD) as big events for this city. Besides APMCHUD is an award for Solo urban renewed images since 2005 which one of them is urban waterfront revitalization. Applying the Lourenço meta-analysis for urban growth areas which is specific in urban waterfront management, a better apprehension of the sequence of
more » ... es that exist can be addressed to expand the concepts of redevelopment of urban areas. It can be done within a continuum process associated to planning and investment cycles. The applicability of the proposed model is tested by comparing the idealized evolution to the observed urban waterfront in Solo, for a period of eight years, from 2005 to 2013. This enables the discussion of conceptual issues related to the legitimizing of LCA and the present contribution. Although the complete cycle is not yet observable, it is possible to confirm that the relevant nature of this tool allows for an earlier awareness of the cycle progression anomalies and, therefore, a potentially better adjustment between observed and ideal behaviors, if these anomalies are monitored and addressed. This paper will address Solo profile and planning process, major outcomes due to urban waterfront applicability of LCA models and framework for the sustainable management. ABSTRAK Solo adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia dengan 501.650 penduduk di tahun 2011. Pada tahun 2010 diselenggarakan Asia Pacific Ministerial Conference on Housing & Urban Development (APMCHUD) sebagai even besar di kota ini. Disamping itu APMCHUD adalah penghargaan bagi Solo sejak 2005 dimana salah satunya adalah revitalisasi urban waterfront. Menerapkan meta-analisis Lou-Kusumawanto, Astuti: GREEN URBAN WATERFRONT MANAGEMENT 176 renço untuk daerah pertumbuhan perkotaan yang spesifik dalam manajemen urban waterfront, sebuah ketakutan yang lebih baik dari urutan saling ketergantungan yang ada dapat diatasi untuk memperluas konsep pembangunan kembali daerah perkotaan. Hal ini dapat dilakukan dalam proses kontinum terkait dengan perencanaan dan siklus investasi. Penerapan model yang diusulkan diuji dengan membandingkan evolusi ideal terhadap urban waterfront yang diamati di Solo, selama delapan tahun, dari tahun 2005 sampai 2013. Hal ini memungkinkan pembahasan isuisu konseptual yang berkaitan dengan legitimasi dari LCA dan kontribusi saat ini. Meskipun siklus lengkap belum diamati, adalah mungkin untuk mengkonfirmasi bahwa sifat yang relevan dari alat ini memungkinkan untuk kesa-daran awal dari anomali perkembangan siklus dan, oleh karena itu, penyesuaian berpotensi lebih baik antara perilaku yang diamati dan ideal, jika anomali ini dipantau dan ditangani. Makalah ini akan membahas profil Solo dan proses perencanaan, hasil utama akibat penerapan urban waterfront model LCA dan kerangka kerja untuk pengelolaan berkelanjutan. Kata Kunci: Analisa Siklus Hidup, manajemen urban waterfront hijau, Solo
doi:10.12962/j2355262x.v13i2.a880 fatcat:bffr7tsyb5cppmx2g4yc7ifrsm