Community Attachment pada Transformasi Desain Bangunan Permukiman di sekitar Kawasan Pecinan
Pindo Tutuko, Jurusan Arsitektur, Unmer Malang
unpublished
Abstrak Orang Cina mayoritas sebagai pedagang, jadi kawasan Pecinan merupakan pusat perdagangan dari dulu sampai sekarang. Salah satu yang menarik di kawasan Pecinan adalah peninggalan Arsitekturnya yang sekarang masih ada meskipun ada perubahan akibat perkembangan kawasan dan fungsi dari permukiman tersebut. Permukiman orang Cina sebagai pusat perdagangan banyak mengalami perubahan baik dalam bentuk tampilan bangunan maupun perubahan fungsi dari bentuk permukiman rumah-rumah orang Cina.
more »
... an yang terjadi dapat dilihat dari tampilan-tampilan rumah Cina yang ada sampai sekarang. Community attachment warga pecinan terhadap tempat tinggalnya melibatkan seluruh pengaruh dari afeksi dan emosi, pengetahuan dan kepercayaan serta perilaku dan tingkah laku mereka dalam proses bermukim. Pendekatan Traditional Environment/settlement menurut Amiranti (2002) dan aspek-aspek koalitas lingkungan menurut Rapopot (1983), dipakai dalam mengamati penerapan konsep Community Attachment warga Pecinan di Kota Pasuruan dan Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan perubahan dalam tampilan bangunan, penataan ruang dalam bangunan, dan penataan ruang luarnya. Schemata yang terjadi dipersiapan untuk kegiatan usaha pada masa yang akan datang dan rumah dianggap sebagai suatu bagian dari ekonomi. Budaya Cina dipakai dalam tolok ukur untuk menentukan faktor menguntungkan suatu lingkungan hunian, dan itu menjadi pertimbangan utama. Kata Kunci: Community Attachment, Pecinan, Perubahan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kota di Indonesia seperti halnya kota-kota lainnya di dunia terdapat salah satu etnis yang mewarnai kehidupan kotanya, yaitu etnis Cina. Hal ini terlihat dengan adanya pecinan (china town) di bagian kota tersebut. Salah satu faktor mempercepat pertumbuhan kota adalah melalui sektor perdagangan, pada zaman dahulu banyak pedagang yang datang ke kota. Kota-kota di Indonesia sebagai bekas kota kolonial dapat kita lihat dari Arsitektur kolonial yang ada sampai sekarang. Ciri khas perencanaan kolonial adalah adanya lokalisasi dari daerah-daerah pusat kota untuk etnis-etnis yang bermukim di daerah pusat kota, misalnya daerah permukiman untuk orang Cina yang disebut Pecinan, daerah orang Arab dan pribumi. Orang Cina mayoritas sebagai pedagang, jadi kawasan Pecinan merupakan pusat perdagangan dari dulu sampai sekarang. Salah satu yang menarik di kawasan Pecinan adalah peninggalan Arsitekturnya (Arsitektur Cina) yang sekarang masih ada meskipun ada perubahan akibat perkembangan kawasan dan fungsi dari permukiman tersebut. Permukiman orang Cina sebagai pusat perdagangan banyak mengalami perubahan baik dalam bentuk tampilan bangunan maupun perubahan fungsi dari bentuk permukiman rumah-rumah orang Cina. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari tampilan-tampilan rumah Cina yang ada sampai sekarang. Salah satu yang dipertahankan pada setiap permukiman pada umumnya adalah Rasa Kedaerahan dan Perasaan Terhadap Tempat Tinggal. Satisfaksi (kepuasan) bermasyarakat adalah perasaan satisfaksi terhadap komunitas dan lingkungan lokalnya (Amiranti, S. 2002), menunjukkan bahwa lingkungan sosial (tipe penduduk, keakraban, privasi, keamanan) dan lingkungan fisik (kondisi rumah, tampang, kebersihan, kebisingan) adalah faktor utama satisfaksi lingkungan, termasuk pula karakteristik hunian (misalnya gaya dan usia bangunan). Hal lain yang mempengaruhi satisfaksi lingkungan adalah lokalitas masyarakat, ketercukupan layanan pemerintah dan kualitas institusi lokal. Berkaitan dengan latar belakang tersebut di atas adalah bagaimana keterkaitan antara kepuasan, place attachment dan identitas masyarakat terhadap perkembangan rumah di permukiman pecinan kota.
fatcat:q647cpyym5alhdul3ko3hzfg24