PERSPEKTIF GENDER DALAM HISTORIOGRAFI INDONESIA

Desma Yulia
2016 JURNAL DIMENSI  
Selama ini, penulisan sejarah khususnya sejarah Indonesia di bangun dalam kacamata laki-laki semata-mata. Meskipun kadang-kadang perempuan ditampilkan dalam sejarah, namun tidak lebih sebagai pelengkap, atau ranah yang dikonstruksikan dalam budaya patriakhis yang selalu memihak dan untuk kepentingan laki-laki. Ambil saja sebagai contoh periodesasi sejarah revolusi dalam sejarah Indonesia, perempuan paling sering diungkapkan keterlibatan perannya di dalam dapur umum. Sangat sulit menemukan
more » ... n-tulisan dari sekian banyak karya-karya tentang sejarah revolusi yang mengungkapkan perempuan dalam bentuk lainnya. Artinya kacamata yang digunakan adalah bahwa urusan dapur, yang dalam perspektif jender lebih dikenal dengan ranah domestic merupakan tempat bagi perempuan semata-mata. Meskipun terdapat pengungkapan tentang lascar-laskar perempuan itu hanya tetap dalam posisi mengisi bunga-bunga sejarah, dengan kata lain sebagai peran tambahan (supplement). Perspektif patriakhis menilai bahwa peran tersebut bukanlah pekerjaan kaum perempuan. Sebuah ulasan kritis pernah dilontarkan oleh sejarawan Christine Dobbin (1979) dari Australian National University tentang kenapa absennya perempuan dalam sejarah revolusi Indonesia
doi:10.33373/dms.v5i2.12 fatcat:mq7f4paoifgpvjwgsd5qoxocau