IDEOLOGY OF ORDINARY PEOPLE: CULTURAL VALUES OF PANTURA COMMUNITIES IN WEST JAVA IN ARTS AND TARLING
IDEOLOGI ORANG BIASA: NILAI-NILAI KULTURAL MASYARAKAT PANTURA JAWA BARAT DALAM SENI DAN LAGU TARLING
DIAN NURRACHMAN, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, HASBI ASSIDDIQI, ROHANDA ROHANDA, PEPEN PRIYAWAN
2019
Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Abstrak Penelitian ini tentang tradisi dan narasi Seni Tarling yang berkembang di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, khususnya daerah Subang, Indramayu, dan Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Tarling dari awal sampai perkembangannya hari ini, bagaimana pertunjukan Tarling, narasi-narasi lagu Tarling dalam kaitannya dengan konteks sosiologis-antropologis masyarakat Pantura, serta nilai-nilai kultural yang diusung dalam Seni Tarling secara keseluruhan. Pada
more »
... gilirannya, aspek yang disebut terakhir, yaitu nilai-nilai kultural, akan dikaitkan secara interdisiplin dengan menggunakan teori ilmiah Sosiologi Sastra untuk menemukan ideologi dan identitas masyarakat Pantura. Pengaitan ini adalah satu keniscayaan karena struktur-struktur yang dibangun dalam seni/kesenian-dalam hal ini Seni Tarling-berikut struktur kebahasaan-kesastraan (tuturan, nada, metafora, dan simbol) yang tercermin dalam narasi lagunya memiliki unsur homologis (kesamaan struktur) dengan struktur masyarakat yang membangunnya. Dalam konteks sosiologi seni/sastra, bangunan (struktur) karya seni adalah 'fakta kemanusiaan' sebagi wujud artefak budaya yang dihasilkan dari aktivitas manusia, baik dalam hubungannya dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Sedangkan masyarakat yang membangun karya seni itu adalah 'subyek kolektif', yaitu realitas trans-individual yang menjadi latar belakang hadirnya fakta kemanusiaan tersebut, karena fakta-fakta seperti itu juga tidak akan pernah merupakan hasil aktivitas subyek individual, melainkan subyek kolektif sebagai realitas hubungan antar manusia dalam segala aspek kehidupannya. Melalui proses teorisasi struktur di atas, sosiologi sastra kemudian menghadirkan sebuah pengkajian "homologis. Abstract This study describes tradition and narrative of Tarling Art developed in the north coast (pantura) region of West Java, especially in the Subang, Indramayu and Cirebon regions. This study aimed to discover the history of Tarling from its beginning to its development today, how the Tarling performance, Tarling song narratives in relation to the sociological-anthropological context of the Pantura community, as well as the cultural values carried in the Tarling Art as a whole. Consequently, the latter aspect, namely cultural values, will be interdisciplinedly linked by using the scientific theories of Sociological Literature to discover the ideology and identity of the Pantura citizens. This connection is a necessity because the structures built in art-in this case the Tarling Art-along with the linguistic-literary structure (speech, tone, metaphor, and symbol) reflected in the narrative of the song have a homological element (structural similarity) with the structure of the community that built it. In the context of sociology of art/literature, the building (structure) of art is a 'human fact' as a form of cultural artifacts resulted from human activities, both in relation to themselves and with others. Whereas the society that establishes the art is a 'collective subject', namely the trans-individual reality which is the background of the presence of humanity, because such facts will also never be the result of the activities of individual subjects, but rather the collective subject as the reality of interpersonal relations in all aspects of their lives. Through the process of theorizing the above structure, sociology of literature then presents a "homological study.
doi:10.15575/al-tsaqafa.v16i2.5762
fatcat:3d5ro3ldtrh5dmz7lombtqijfy