Respons Superovulasi Sapi Peranakan Ongole terhadap Penyuntikan Tunggal Follicle Stimulating Hormone ke dalam Ruang Epidural (SUPEROVULATION RESPONSES IN ONGOLE CATTLE CROSSBREED TREATED WITH A SINGLE EPIDURAL INJECTION OF FOLLICLE STIMULATING HORMONE)

Muhammad Imron, Iman Supriatna, Amrozi Amrozi, Mohamad Agus Setiadi
2016 Jurnal Veteriner  
Abstrak Pelaksanaan superovulasi secara konvensional dilakukan dengan penyuntikan Follicle Stimulating Hormone (FSH) sebanyak dua kali sehari. Hal tersebut memerlukan perhatian khusus dan meningkatkan kemungkinan kesalahan penanganan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini dilakukan bertujuan mengkaji respons superovulasi menggunakan penyuntikan dosis tunggal hormon FSH ke dalam ruang epidural pada sapi peranakan ongole (PO). Penelitian terdiri dari dua tahap. Penelitian 1 membandingkan perlakuan
more » ... ombinasi penyuntikan tunggal hormon FSH ke dalam ruang epidural dan intramuskuler (perlakuan kombinasi epi+i.m.) dengan penyuntikan FSH dua kali sehari secara intramuskuler selama empat hari (perlakuan intramuskuler), menggunakan dosis total masing-masing 400 mg FSH. Respons superovulasi dari kelompok perlakuan epi+i.m (n=4) tidak berbeda nyata dengan kelompok perlakuan intramuskuler (n=4). Penelitian 2 membandingkan penggunaan dua konsentrasi FSH (280 mg dan 160 mg) yang disuntikan dalam dosis tunggal ke dalam ruang epidural. Sebagai kontrol digunakan data perlakuan epi+im dari penelitian 1. Kelompok perlakuan FSH 280 mg (n=4) menghasilkan total koleksi dan embrio layak transfer (9,00±2,65 dan 3,33±2,52), berbeda nyata dengan kelompok perlakuan 160 mg (n=4) (2,00±1,26 dan 0,00), P<0,05, tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol (9,33±5,68 dan 3,67±3,21). Disimpulkan bahwa supersovulasi dengan penyuntikan 280 mg FSH dosis tunggal ke dalam ruang epidural menghasilkan embrio layak transfer yang setara dengan penyuntikan dua kali sehari selama empat hari. Abstract Super-ovulation is conventionally performed by injection of FSH twice daily for four days. This treatment needs frequent attention by farm-personnel and relatively increases the possibility of failures due to mishandling and errors in administration of the treatment. This study was conducted to evaluate the responses of superovulation trough a single injection of FSH into epidural space in ongole cattle crossbreed. In Experiment 1, a combination of single dose injection of FSH was applied into epidural space plus intramuscular (epi+i.m group) compared to the group of intramuscular injection of FSH, which was treated twice daily for four days (intramuscular group), using equal total dose of FSH 400 mg. Superovulation response of epi+im group (n=4) was not significantly different compared with intramuscular group (n=4). In experiment 2, it compared two treatmentof FSH in different concentration(280 mg versus 160 mg) in a single dose applied into epidural space. Data of Epi+im group from experiment 1 was used as control. Group of 280 mg FSH (n=4) resulted total collection of ova/embryo and transferable embryos (9,00+2,65 and 3,33+2,52 respectively) was significantly different compared to the 160 mg group (n=4) (which were 2,00+1,26 and 0,00) P <0,05, although they werenot significantly different compared to the control (9,33+5,68 and 3,67+3,21). In conclusion, injection of a single dose of FSH at 280 mg into epidural space result in a comparable transferable embryo which similar to the conventional method that applied intramuscular injection of FSH twice daily for four days.
doi:10.19087/jveteriner.2016.17.1.78 fatcat:dgwygnjxgrgdfpvxf55vrcyweq