"Kaya Tapi Miskin" (Sebuah Analisis Kritis Atas Persoalan Kemiskinan di Aru yang Berbanding Terbalik dengan Potensi Kekayaan Hasil Laut Aru)

Johan Pieter Elia Rumangun
2022 AURELIA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia  
AbstrakWilayah-wilayah terpencil dan tergolong sebagai wilayah perbatasan seringkali menjadi wilayah yang rentan akan kemajuan sosial dan kurang terjamah oleh pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sulitnya akses pemerintah untuk menjangkau wilayah-wilayah yang tergolong sebagai wilayah perbatasan sehingga sentralisasi pembangunan nasional hanya terfokus pada wilayah perkotaan (wilayah urban). Sementara wilayah perbatasan atau wilayah terpencil kemudian terbaikan dan jauh dari perhatian
more » ... intah. Berbagai kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pun seringkali tidak menyentuh nasib masyarakat pada wilayah-wilayah perbatasan. Tidak heran bila kerapkali wilayah perbatasan dilabeli dengan label wilayah tertinggal. Ketertinggalan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan seperti minimnya pendidikan, rendahnya infrakstruktur, buruknya perekonomian masyarakat. Akibatnya tingkat kemiskinan di wilayah-wilayah perbatasan pun kerap mengalami peningkatan. Padahal sumber daya alam wilayah-wilayah pesisir amatlah kaya. Hanya saja, kebijakan-kebijakan pemerintah bagi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia seringkali tidak menjangkau kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil. Termasuk Aru. Dengan demikian, diskusi dalam tulisan ini akan berfokus pada analisa mengenai fenomena kemiskinan masyarakat pesisir pantai di Aru yang berbanding terbalik dengan kekayaan hasil laut Aru untuk kemudian melihat sejauh mana peran pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah kemiskinan di Aru.Kata Kunci: Pembangunan Nasional, Sentralisasi AbstractRemote areas and classified as border areas are often areas that are vulnerable to social progress and less touched by national development. This is due to the difficulty of government access to reach areas classified as border areas so that the centralization of national development is only focused on urban areas (urban areas). Meanwhile, border areas or remote areas are then best and far from the attention of the government. Various policies carried out by the government often do not touch the fate of the people in the border areas. No wonder that often border areas are labeled with the label of underdeveloped areas. This lag is seen in various areas of life such as lack of education, low infrastructure, poor economy of the community. As a result, the poverty rate in border areas often increases. In fact, the natural resources of coastal areas are very rich. However, government policies for the welfare of all Indonesians often do not reach the welfare of people in remote areas. Including Aru. Thus, the discussion in this paper will focus on analyzing the phenomenon of poverty in coastal communities in Aru which is inversely proportional to the richness of Aru marine products to then see the extent of the role of local governments in tackling the problem of poverty in Aru.Keywords: National Development, Centralization
doi:10.57235/aurelia.v1i2.111 fatcat:e3dywdauo5co5czddahg4gkzma