Karakter Root Re-Growth Sebagai Parameter Toleransi Aluminium pada Tanaman Padi
Dewi Roslim, Utut Suharsono, Hajrial Aswidinnoor, Alex Hartana, Departemen Biologi, Matematika Ilmu, Pengetahuan Alam, Pertanian Bogor, Departemen Agronomi, Dan Hortikultura, Fakultas Pertanian
2010
Jurnal Natur Indonesia
unpublished
Aluminum (Al) is one of the major limited factors in crop production on acid soils. Aluminum tolerant plants can be selected from plant breeding program by one of the physiological parameters representing Al tolerance character, such as root re-growth capability during recovery from the Al-stress. In this study we determined the concentration and time exposure of Al stress that was able to differentiate the response of three local upland rice varieties (Grogol, Hawarabunar and Krowal) and an
more »
... sensitive rice variety (IR64) to Al-stress, and evaluated the effectiveness of root re-growth (RRG) characters as an Al tolerance parameter in rice. The study consisted of three experiments, which were 1) nutrient culture experiment with different Al concentration treatments in growth chamber, 2) pot experiment in greenhouse using Jasinga yellow red podzolic acid soil containing 26,66 me/100 g Al and pH 4,6 as planting media, and 3) phenotyping of F2 population using RRG character. The results showed that Al treatment at 15 ppm for 72 h was able to distinctly differentiate between Al-tolerant (Grogol and Hawarabunar) and Al-sensitive varieties (Krowal and IR64). Planting of the rice varieties on acid soils showed similar result as that of the nutrient culture. Phenotyping of F2 population using RRG character indicated the existence of RRG value variation. These variations demonstrated that RRG character can be used as an Al tolerance parameter in rice and therefore can be effectively applied to screen rice F2 population that segregate to Al tolerance character. PENDAHULUAN Aluminium (Al) merupakan salah satu faktor pembatas utama produksi tanaman pada tanah asam karena Al dapat menjadi racun bagi tanaman. Keracunan akibat kandungan Al yang tinggi pada tanah asam dapat diperbaiki dengan pengapuran, namun tindakan ini tidak praktis dan membutuhkan biaya tinggi. Pendekatan alternatif yang mungkin dilakukan adalah menggunakan genotipe-genotipe tanaman yang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap cekaman Al. Beberapa genotipe padi lokal asal Indonesia diketahui bersifat toleran Al (Khatiwada et al., 1996). Penapisan terhadap 150 varietas padi lokal Indonesia oleh Asfaruddin (1997), Farid (1997), dan Syakhril (1997), yaitu dengan menanam semua varietas padi di tanah asam dengan pH 4,9, kelarutan Al 2,6 me/100 g dan kejenuhan Al sekitar 70%, menunjukkan adanya beberapa varietas yang tergolong toleran (Grogol, Hawarabunar, Jambu & Seratus Malam) dan sensitif Al (Jatiluhur, Krowal, Randah Padang & Sirumbia). Penanaman di tanah asam dengan kandungan Al tinggi untuk menapis plasma nutfah padi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi derajat toleransi Al tanaman padi. Namun demikian, uji lapang ini membutuhkan areal yang luas, dan membutuhkan banyak tenaga dan waktu yang lama untuk memperolah data, karena pengamatan dilakukan sampai tanaman dewasa dan berproduksi. Oleh karena itu perlu suatu metode yang efisien dan cepat yaitu pengamatan pada fase awal pertumbuhan tanaman atau fase kecambah. Metode yang biasa digunakan adalah metode kultur hara (Zhang et al., 2004). Melalui metode kultur hara, banyak peubah yang dapat digunakan sebagai parameter toleransi Al, seperti panjang akar relatif (PAR), pemanjangan akar relatif (relative root elongation
fatcat:cov5tvompfdb5mdwwjmi2pxgra