TIPOLOGI NUSANTARA GREEN ARCHITECTURE

Rangka Dalam, Dan Konservasi, Arsitektur Pengembangan, Bagi Nusantara, Kualitas Perbaikan, Binaan Lingkungan, W Galih, Ema Pangarsa, Abraham Titisari, Ridjal, Jenny Ernawati
2012 Jurnal RUAS   unpublished
ABSTRAK Pada penelitian ini, Arsitektur Nusantara dianalisis dengan pendekatan tipologis untuk memahami dinamika budayanya. Upaya ini merupakan langkah awal untuk memahami dan merekontekstualisasikan nilai-nilai, filosofi, dan konsep desain yang terkandung dalam Arsitektur Nusantara. Mengingat kejamakan dan kemajemukannya, maka pendekatan tipologi melalui pendekatan budaya dipandang sebagai metode yang paling tepat. Lingkup penelitian disesuaikan dengan etnografi arsitektur nusantara, yaitu
more » ... asifikasikan menurut pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Untuk bagian ini penelitian difokuskan pada wilayah Jawa Timur. Hasil studi ini menemukan bahwa perkembangan arsitektur nusantara dapat diklasifikasikan menurut lima kategori budaya yaitu: keperkasaan masyarakat megalitik, kewaspadaan masyarakat pelestari hutan, ketekunan masyarakat tani pedalaman, keterbukaan masyarakat pesisir, dan dinamika masyarakat industri. Untuk kasus wilayah Jawa Timur, dari data yang telah dihimpun, tipologi arsitektur Nusantara yang dapat diidentifikasi adalah ketekunan masyarakat tani pedalaman, keterbukaan masyarakat pesisir, dan dinamika masyarakat industri. Kegiatan penelitian ini dapat dilanjutkan secara bersama-sama (partisipatif) sehingga dapat disusun data base Arsitektur yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian-penelitian lainnya. Kata kunci: tipologi, Arsitektur Nusantara 1. Pendahuluan Arsitektur Nusantara memiliki kandungan keilmuan green-architecture, yang selaras antara manusia dan alam, didasari oleh prinsip ke-Tuhanan. Terbukti teknologi 'tradisional' mampu mengantisipasi permasalahan gempa, banjir, iklim, gangguan binatang buas, dan lain-lain. Konsep green architecture bagi Indonesia seyogyanya dikembangkan dari keilmuan arsitektur Nusantara, bukan keilmuan arsitektur Eropa atau Amerika sebagaimana yang sudah dan sedang terjadi saat ini. Konservasi Arsitektur Nusantara sudah waktunya meninggalkan sisi romantikanya, tak lagi sekedar mengawetkan, tetapi berupaya menggali kandungan keilmuan dari artefak (obyek konservasi) untuk dikembangkan melalui kreativitas dan inovasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk kehidupan di masa kini. Penelitian dan pengembangan Arsitektur Nusantara yang tepat guna dan terpadu perlu segera dilaksanakan. Penyusunan tipologi ini merupakan upaya untuk mensinergikan pengembangan keilmuan sehingga dapat lebih terpadu dan mendapatkan hasil yang optimal serta tepat guna. Percepatan pembangunan yang mengatas-namakan modernisasi seringkali mengabaikan bahkan menindas arsitektur lokal Nusantara, sehingga pelajaran penting yang terkadung di dalamnya ikut terkikis. Permasalahannya, tidak mudah menyusun database Arsitektur Nusantara karena kejamakan dan kemajemukannya. Maka, untuk mempermudah kajian-kajian Arsitektur Nusantara dan penyusunan database-nya diperlukan studi mengenai tipologi.
fatcat:kpgfohtpmrfpvbbb3ao7u4kk2a