Identifikasi Anemia Thalasemia Betha (?) Mayor Berdasarkan Morfologi Sel Darah Merah

Esti Suryani, Wiharto Wiharto, Katarina Novi Wahyudiani
2016 Scientific Journal of Informatics  
Abstrak Thalasemia Betha (β) Mayor merupakan salah satu kelainan sel darah merah berdasarkan klasifikasi anemia. Thalasemia Betha (β) Mayor memiliki ciri sel meliputi mikrositik, eritrosit berinti (eritroblast), sel target, dan small fragment. Thalasemia Betha (β) Mayor dianalisa berdasarkan menghitung darah lengkap pada hapusan darah dengan pemeriksaan hematologi. Namun proses tersebut menimbulkan masalah, yaitu bahwa mempengaruhi keakuratan serta membutuhkan waktu. Untuk mengatasi hal
more » ... , maka proses analisa dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengolahan citra yang didasarkan pada bentuk morfologi sel darah merah. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi anemia Thalasemia Betha (β) Mayor berdasarkan morfologi citra sel darah merah. Metode pengolahan citra yang digunakan meliputi proses segmentasi citra berupa normalisasi citra, threshold warna, threshold Otsu, operasi morfologi erosi dan bounding box. Normalisasi dilakukan untuk menyamakan persebaran warna pada masing-masing citra sel darah yang akan digunakan. Normalisasi dilakukan dengan mengubah citra RGB menjadi YCbCr. threshold warna, threshold Otsu, operasi morfologi erosi digunakan untuk memisahkan sel dan inti sel. Ekstrasi ciri menghasilkan luas area sel, luas area inti sel, diameter sel dan rasio sel. Proses identifikasi untuk menentukan jenis sel berdasarkan hasil ekstrasi ciri. Proses pengujian menggunakan 5 kelompok gambar Thalasemia Betha (β) Mayor yang masing-masing terdiri dari 6 gambar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa morfologi citra mampu mengidentifikasi Anemia Thalasemia Betha (β) Mayor. Kata Kunci: Thalasemia Betha (β) Mayor, Identifikasi, Operasi morfologi PENDAHULUAN Sel darah merah (eritrosit) merupakan komponen darah yang jumlahnya paling banyak. Sel darah merah normal berbentuk cakram dengan kedua permukaannya cekung atau bikonkaf, tidak memiliki inti, dan mengandung hemoglobin. Kelainan pada sel darah merah terjadi karena sel darah merah dan/atau masa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh yang sering disebut dengan anemia [1]. Ada dua tipe anemia yaitu anemia gizi dan non-gizi. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan gizi, sedangkan anemia non-gizi disebabkan oleh kelainan genetik [2] . Salah satu penyakit anemia non-gizi yang sering diderita adalah Thalasemia.
doi:10.15294/sji.v2i1.4525 fatcat:a7ew6cehkvag5jc5dkpbhmyzai